Network
KILAS KLATEN - Gempa bumi berkekuatan 6,3 Magnitudo telah terjadi di Samudera Hindia, tepatnya di sebelah barat Bengkulu.
Sebelumnya BMKG telah merevisi kekuatan gempa yang sebelumnya 6,5 Magnitudo kini menjadi 6,3Magnitudo.
Plt Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, mengatakan, gempa tersebut terjadi akibat adanya aktivitas subduksi lempeng Indo-Australia.
"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas subduksi lempeng Indo-Australia yang menghujam ke bawah lempeng Eurasia, tepatnya di zona megathrust," ujar Daryono dalam keterangannya, Selasa 23 Agustus 2022.
Berdasarkan hasil analisis BMKG, Daryono juga menjelaskan gempa bumi yang terjadi di bengkulu tersebut menunjukkan mekanisme pergerakan naik (thurst fault). Meski tak berpotensi tsunami.
Baca Juga: Gempa 6,5 Magnitudo Guncang Bengkulu, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami
"Kepada masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa," ucap Daryono.
"Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal Anda cukup tahan gempa ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum kembali ke dalam rumah," lanjut Daryono.
Dia juga mengatakan, selain di Bengkulu, kekuatan gempa juga dirasakan di sejumlah daerah sekitanya. Adapun pengukuran gempa tersebut dilakukan menggunakan MMI atau modified mercalli intensity.
Semakin tinggi kekuatan MMI, maka semakin tinggi pula getaran gempa yang dirasakan di wilayah tersebut.
Baca Juga: Gempa 5,8 Magnitudo Guncang Bali, BMKG : Tidak Berpotensi Tsunami
