Mengenal Lebih Dekat Sesar Aktif Cimandiri, Lembang dan Baribis, Mana yang Paling Bahaya?

- 23 November 2022, 09:45 WIB
Mengenal Lebih Dekat Sesar Aktif Cimandiri, Lembang dan Baribis, Mana yang Paling Bahaya?
Mengenal Lebih Dekat Sesar Aktif Cimandiri, Lembang dan Baribis, Mana yang Paling Bahaya? /Tangkapan layar twitter overtweeting/

KILAS KLATEN -  Beberapa waktu terakhir telah terjadi bencana di indonesia, Gempa bumi berkekuatan skala magnitudo (M) 5,6 mengguncang Cianjur-Sukabumi hingga terasa ke Jakarta sekitarnya Gempa tersebut diduga akibat pergerakan Sesar Cimandiri.

Banyak yang menghawatirkan terhadap gempa cianjur yang memicu gempa susulan dari sesar aktif.

Penyebab terjadinya gempa yang menimpa pulau Jawa ini menjadi buah bibir warganet diseluruh sosial media. Mengenai sesar aktif Cimandiri, lembang dan Baribis.

Mari kita kupas!

Menurut Kepala BMKG Dwikorita berpusat di sekitar Sukabumi-Cianjur, yang merupakan gempa akibat patahan geser.

Baca Juga: Kisah Menyedihkan Ibu Hamil 9 Bulan Jadi Korban Gempa Bumi Cianjur: Lagi Sholat Engga Bisa Lari

"Diduga ini merupakan pergerakan dari Sesar Cimandiri jadi bergerak kembali," ujar Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, Senin (21/11/2022) dikutip detikcom.

Lalu apa pengertian secara luas mengenai sesar Cimandiri:

Sesar/patahan/fault merupakan suatu gejala adanya pergeseran lapisan batuan akibat gaya tekan kerak bumi.

Kerak bumi tersusun atas batuan yang dapat mengalami gaya penekanan sehingga terjadi patahan.

Karena gesekan dan kekakuan batuan, batuan tidak bisa meluncur atau saling melewati satu sama lain dengan mudah.

Baca Juga: WASPADA!! Cianjur Malam Ini Diguncang Gempa Susulan Lagi!

Berdasarkan laporan resmi, Stasiun Geofisika Bandung per Juni 2022, yang dikutip CNBC Indonesia mengenai sesar Cimandiri.

Sedangkan Sesar Cimandiri merupakan sesar paling tua (umur kapur), membentang mulai dari Teluk Pelabuhan Ratu menerus ke timur melalui Lembah Cimandiri, Cipatat Rajamandala, Gunung Tangguban Parahu - Burangrang

Daerah ini diduga menerus ke timur laut menuju Subang. Secara keseluruhan, jalur sesar ini berarah timur laut - barat daya dengan jenis sesar mendatar hingga oblique (miring).

Bencana yang terjadi pada 1910 di Padalarang, tahun 1982, Cianjur Rajamandala tahun 1844 di wilayah Cianjur.

Gempa signifikan terbaru terjadi pada 10 Maret 2020 dengan Magnitudo 5.1 yang mengguncang Kab. Sukabumi dan sekitarnya dan menimbulkan kerusakan di Kalapanunggal.

Baca Juga: Tak Hanya Cianjur, Pada 21 November Kepulauan Yapen juga Diguncang Gempa

Bencana itu diduga berasal dari cesar Cimandiri di segmen Rajamandala, berarah timur laut - barat daya.

Aktivitas sesar ini ditunjukkan dengan terjadinya gempa bumi yang cukup signifikan dan dahsyat

Berdasarkan laporan:

• Selama Juni 2022 di daerah Jawa Barat dan sekitarnya telah tercatat terjadi 60 kejadian gempa bumi dengan magnitudo bervariasi antara 1.3 sampai 4.2, dengan jumlah gempa bumi dangkal (H < 60 km)

• Sebanyak 57 kejadian dan 3 kejadian gempa bumi menengah (60 ≥ H < 300 km) dan gempa dalam (H≥ 300 km) nol
kejadian.

Baca Juga: Ternyata Disini Pusat Gempa Bumi Cianjur, 3 Kota yang Berdekatan Masuk Zona Guncangan Dahsyat

Gempa bumi terjadi di darat sebanyak 28 kejadian dengan 27 kejadian disebabkan oleh aktivitas sesar, di antaranya:

- Sesar Cimandiri 16 kejadian

- Sesar Garsela 2 kejadian

- Sesar lokal (belum teridentifikasi) 9 kejadian

Lalu apakah gempa cianjur menyebabkan patahan sesar lembang yang membahayakan?

Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), patahan sesar Lembang bisa menyebabkan gempa magnitudo 6,8 -7.

Dijelaskan bahwa sesar Lembang sendiri hingga saat ini masih aktif bergerak dengan kecepatan 3 milimeter per tahun, sehingga menyebabkan gempa kecil.

Dilansir oleh kanal YouTube BNPB Indonesia, diketahui, Sesar Lembang membentang sepanjang 29 kilometer, dari Gunung Manglayang di Timur Bandung ke sekitar wilayah Padalarang.

Baca Juga: Waspadai Gempa Susulan di Cianjur Jawa Barat

Sesar Lembang mengitari tepi utara kota Bandung, dan beberapa di Selatan Gunung Tangkuban Perahu, salah satu gunung api yang hingga kini masih aktif di Indonesia.

Jika terjadi pergerakan, maka Sesar Lembang dapat menimbulkan adanya gempa tektonik maupun longsor dan memiliki periode ulang sekitar 170 hingga 670 tahun.

Sedangkan, terakhir kali terjadi bencana alam hasil Sesar Lembang ialah sekitar 500 tahun lalu. Artinya, sejak rentang hari ini hingga 100 tahun mendatang, kemungkinan bencana akan selalu ada.

Menjadi perhatian BNPB Indonesia, bahwa sepanjang sesar Lembang terdapat berbagai lokasi dan fasilitas pariwisata marak dibangun.

Itulah Mengenal Lebih Dekat Sesar Cimandiri dan Sesar Lembang, Penyebab Gempa Bumi Cianjur

Baca Juga: Update Resmi Info Gempa Cianjur Hari Ini, Selasa Malam 22 November 2022, Korban Tewas Sebanyak 252 Jiwa

Apakah Sesar Baribis lebih bahaya?

Sesar Baribis adalah Sesar aktif yang membentang dari timur hingga barat pulau Jawa. Sesar Baribis merupakan sesar terpanjang di Pulau Jawa.

Sesar ini melintasi sisi barat Subang dan Purwakarta, Karawang, Cibatu, Depok, Jakarta hingga Tangerang dan Raskasbitung

Laporan itu mengungkapkan keenam sesar tersebut diduga masih aktif hingga sekarang. Sesar ini bisa memicu gempa dengan skala kecil dan beaar.

Walaupun seluruh sesar tersebut berperan dalam sejarah tektonik di Jawa Barat, namun hingga saat ini penjelasan mengenai mekanisme pembentukan struktur sesarnya masih belum jelas.

Baca Juga: Seorang Ibu Kehilangan 6 Orang Anak Saat Gempa Menguncang Cianjur

Itulah mengenal lebih dekat sesar Baribis, sesar lembang dan sesar Cimandiri.***

Editor: Masruro


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah