Reruntuhan Bangunan Gempa Bumi di Cianjur, Sebabkan Banyak Anak Meninggal Dunia

- 25 November 2022, 10:45 WIB
Relawan Gempa Cianjur dari Tim Kemanusiaan Al Irsyad Al Islamiah dikirim untuk Bangun Huntara Korban Gempa
Relawan Gempa Cianjur dari Tim Kemanusiaan Al Irsyad Al Islamiah dikirim untuk Bangun Huntara Korban Gempa /
KILAS KLATEN - Korban hari keempat pascagempa magnitudo 5,6 yang mengguncang Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Senin 24 November 2022 lalu, tercatat 272 korban meninggal dunia. 
 
Reruntuhan bangunan akibat bencana gemla bumi itu, sebabkan anak-anak meninggal dunia. 
 
Hal itu disampaikan oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA).
 
Deputi Bidang Perlindungan Khusus Anak Kementerian PPPA Nahar di Jakarta, Kamis, 24 November 2022 kemarin mengatakan bahwa pihaknya telah mendapat daftar korban meninggal dunia yang tercatat di RSUD Sayang Cianjur.
 
 
Khusus yang tercatat di RSUD Sayang Cianjur sebanyak 115 orang meninggal, 50 di antaranya anak-anak dan 65 orang dewasa," ujar Nahar, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Antara.
 
Sedangkan jumlah korban luka-luka yang ditangani rumah sakit tersebut mencapai 746 orang.
 
"Sebanyak 317 di antaranya luka berat, 406 orang mengalami luka ringan hingga luka sedang," kata Nahar.
 
Dari total jumlah korban meninggal itu, 37% adalah anak-anak.
 
Hal itu diungkap oleh Kepala BNPB Suhariyanto dalam jumpa pers bersama otoritas terkait di Cianjur, Rabu sore, 23 November 2022 lalu. 
 
Sementara, korban luka-luka akibat gempa berjumlah 2.043 orang.
 
 
Sedangkan kemarin, Kamis 24 November 2022, tim SAR gabungan berhasil menemukan satu jenazah yang tertimbun longsor akibat gempa, di kampung CIjedil, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur.
 
Hari ini ditemukan satu jenazah atas nama Ibu Nining, umur 64 tahun, sekarang jadi 272 (korban meninggal)," kata Kepala BNPB Suharyanto saat konferensi pers di Pendopo Cianjur, Kamis.
 
Ia menambahkan dari 272 korban meninggal itu, 165 jenazah di antaranya sudah teridentifikasi identitasnya. 
 
Sehingga, sisanya masih ada 107 jenazah yang belum terverifikasi identitasnya.
 
Oleh karenanya, dia mengimbau kepada masyarakat yang merasa kehilangan anggota keluarganya untuk melapor ke posko utama di Pendopo Cianjur. 
 
Adapun laporan itu harus detail mulai dari nama, jenis kelamin, umur, ciri-ciri, tempat tinggal dan lainnya.
 
 
Kami mohon bantuan dari seluruh masyrakat yang merasa anggota keluarganya hilang,” kata Suharyanto.
 
Adapun jumlah korban yang masih dalam pencarian saat ini berjumlah 39 orang. 
 
BNPB telah mengerahkan sekitar 6.000 tim SAR gabungan untuk melakukan pencarian korban hilang tersebut.
 
“Sebanyak 6.000 orang Tim SAR Gabungan dikerahkan untuk mencari 39 korban yang masih hilang. Tetapi (ada kendala,red) karena medannya berat, hujan, longsor, kemudian TKP-nya tertimbun rumah-rumah, mudah-mudahan lambat laun bisa ditemukan,” ucap Suharyanto.***

Editor: Fajar Sidik Nur Cahyo

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x