KILAS KLATEN - Kepala tim Red Bull Christian Horner mengatakan tim "dengan enggan menerima" keputusan FIA untuk mendenda mereka dan membatasi waktu pengembangan mobil mereka menyusul pelanggaran batas biaya Formula 1, 2021.
FIA mengumumkan pada hari Jumat, kemarin tanggal 28 Oktober 2022 bahwa pelanggaran 'kecil' Red Bull dari batas $ 145 juta dalam kampanye pemenang gelar perdana Max Verstappen telah menghasilkan denda $ 7 juta dan pengurangan 10 persen dalam waktu terowongan angin mereka selama 12 bulan ke depan.
Red Bull mencapai 'perjanjian pelanggaran yang diterima' (ABA) dengan FIA pada hari Rabu, tanggal 26 Okyober 2022 lalu.
Baca Juga: Resmi! PSSI Gelar Kongres Luar Biasa, Iwan Bule Kirim Surat Pada FIFA
Tim pun harus mengakui kesalahan mereka, setelah mencapai $2.2M di atas batas setelah secara tidak akurat mengecualikan atau menyesuaikan sejumlah biaya. FIA mengakui jika kredit pajak telah diterapkan dengan benar, Red Bull hanya akan melebihi $0,5 juta, menghasilkan pelanggaran sebesar 0,37 persen.
Disisi lain sejumlah tim rival Red Bull pada, Sabtu 29 Oktober 2022 kemarin menyatakan hukuman yang diberikan atas pelanggaran batas budget 145 juta dolar AS untuk musim lalu "sangat terbatas" dan kemungkinan tak memberikan efek jera bagi tim yang melanggar.
Ferrari, Mercedes, dan McLaren menjadi tiga tim yang vokal menyuarakan keberatannya tersebut menyusul keputusan federasi otomotif internasional FIA yang menjatuhkan denda tujuh juta dolar kepada Red Bull serta pemotongan 10 persen alokasi waktu riset aerodinamika bagi tim juara dunia itu.
Baca Juga: Pemilik Red Bull F1 Dietrich Mateschitz Meninggal pada Usia 78 Tahun
Bos tim Red Bull Christian Horner pada hari sebelumnya mengatakan sanksi tersebut "sangat besar" dan "keras", gambaran yang justru dicemooh oleh sejumlah pihak di paddock Grand Prix Meksiko.
Direktur balap Ferrari Laurent Mekies seperti dikutip AFP mengatakan tim Italia itu merasakan hukuman tersebut tidak sepadan dengan pelanggaran yang dilakukan.