Network
KILAS KLATEN - Sejak dahulu sepakbola sudah erat hubungannya dengan kontroversi, dari segi pemain maupun pertandingan.
Salah satu kontroversi yang ada dalam dunia sepakbola adalah sering terciptanya ‘gol hantu’ yang dikarenakan cepatnya pergerakan bola sehingga membuat Sang pengadil lapangan kesulitan mengambil keputusan.
Terciptanya ‘gol hantu’ ini terjadi ketika bola yang sudah melewati garis gawang dan seharusnya menjadi sebuah goal malah tidak dianggap sebuah goal karna menurut pandangan wasit yang bisa saja ada faktor ‘human error’, bola tersebut belum masuk melewati garis gawang.
Baca Juga: Targetkan Kemenangan, Berikut Jadwal Timnas Indonesia U20 vs Timnas Moldova U20
Salah satu kontroversi ‘gol hantu’ terjadi pada pertandingan AC Milan melawan Juventus pada musim 2011/2012.
Saat itu tendangan Sulley Muntari kearah gawang Gian Luigi Buffon yang sudah jelas jelas melewati garis gawang tidak dianggap menjadi sebuah goal oleh wasit yang bertugas dan membuat AC Milan gagal menjadi juara Serie A saat itu.
Karna kejadian seperti itu sering terjadi sebelumnya, maka pada World Cup 2012 yang saat itu dilaksanakan di Jepang, FIFA meresmikan penggunaan Teknologi Garis Gawang atau biasa disebut Goal Line Technology untuk mencegah peristiwa kontroversial seperti itu terjadi lagi.
Lantas apa itu Goal Line Technology?
Baca Juga: Lawan Moldova, Timnas Indonesia U20 Petik Pelajaran Usai Kontra Turki
Pada dasarnya, Goal Line Technology adalah sebuah teknologi yang mampu menangkap sinyal pergerakan bola sudah melewati garis gawang atau belum.
