Apa Itu Sistem Bubble Pada BRI Liga 1? Madura United dan Bali United Sebut Skema Ini Merugikan Tim

- 29 November 2022, 20:01 WIB
Apa Itu Sistem Bubble Pada BRI Liga 1? Madura United dan Bali United Sebut Skema Ini Merugikan Tim
Apa Itu Sistem Bubble Pada BRI Liga 1? Madura United dan Bali United Sebut Skema Ini Merugikan Tim /DOK. Liga Indonesia Baru/

KILAS KLATEN - Ketua Umum PSSI akan menlanjutkan Kompetisi Liga 1 2022/2023 dengan menggunakan sistem bubble atau gelembung. 

Perubahan sistem ini dilakukan agar tragedi kanjuruhan pada pekan ke-11 tidak terulang kembali. Nantinya akan ada perubahan nama pada sistem Liga 1 2022/2023. 
 
Menurut Mochamad Irawan, Sistem bubble akan diganti namanya dengan sebutan klaster.
 
Apa Itu Sistem Bubble?
 
Sistem bubble adalah skema khusus dalam pertandingan dengan penerapan regulasi keamanan yang ketat. 
 
Dalam Sistem bubble ini setiap tim, mulai dari pemain, pelatih, official, dan wasit akan dikumpulkan dalam satu hotel tanpa adanya interaksi dengan dunia luar. 
 
 
Jadi, Pemain dan pelatih cuma diizinkan keluar hotel untuk menjalani sesi latihan dan pertandingan yang telah dijadwalkan penyelenggara.
 
Skema gelembung ini menerapkan sistem sentralisasi pertandingan di daerah tertentu.
 
Sebelumnya pertandingan dengan sistem ini sudah pernah dilakukan di Indonesia pada gelaran BRI Liga 1 2021/2022 di Bali.
 
Bukan itu saja, sistem ini juga sering digunakan oleh pertandingan sepak bola di negara lain salah satunya adalah Malaysia.
 
Malaysian Football League (MFL) menggelar pertandingan dengan sistem bubble ketat dengan menunjuk Negara Bagian Terengganu, Johor, dan Melaka pada tahun 2020.
 
Mochamad Irawan menjelaskan mekanisme bubble to bubble yang akan dinamai dengan klaster sama seperti waktu COVID-19 dulu. 
 
 
Ia menuturkan kemungkinan diawal tidak ada penonton yang hadir dan tahap kedua hanya ada 20 penonton, hal ini sudah dia skemakan oleh LIB.
 
Pasca Arema FC vs Persebaya Surabaya tanding waktu lalu dan terjadinya tragedi kanjuruhan, kompetisi sepak bola Tanah Air saat ini tengah dihentikan sementara. 
 
Agar mempercepat penyelenggaraan Kongres luar biasa (KLB), federasi sepak bola tanah air terus melakukan upaya untuk memastikan jalannya kompetisi Liga 1, 2, dan 3.
 
Tanggapan Presiden Madura United
 
Presiden Madura United Achsanul Qosasi menanggapi mengenai pemakaian sistem bubble to bubble ini dan menganggap akan merugikan tim dan tuan rumah pada putaran pertama.
 
Ia memberikan contoh pada laga persija jakarta vs persib bandung pada putaran pertama akan terimbas dengan skema gelembung ini. 

"Jika (memutuskan kompetisi) sistem bubble, lakukan saja sampai kompetisi selesai. Karena, jika gonta-ganti sistem tidak akan adil," kata Achsanul, dikutip dari situs resmi klub, Senin, 28 November 2022.

Baca Juga: Ungkap Tragedi Kanjuruhan, Giliran PSSI dan Indosiar yang Akan Diperiksa Penyidik Polri

Ia berharap PT LIB konsisten dengan skema bubble atau tetap kandang tendang. 

Bukan hanya presiden Madura United saja yang menanggapi hal ini. Menurut Pelatih Bali United, Stefano Cugurra, sistem tersebut bisa merugikan pemain karena bakal jauh dari keluarga.

Tapi ia mengingatkan jangan terlalu fokus terhadap skema ini, yang perlu di perhatikan adalah kejelasan soal kelanjutan Liga 1.

 "Lebih bagus, saya baru bisa berkomentar kalau kami sudah mendapat jadwal dan kepastian bermain," ujar Stefano Cugurra, dikutip dari situs resmi Bali United.***

Editor: Fajar Sidik Nur Cahyo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x