Euphoria Kendaraan Listrik, Pro Kontra Transportasi Masa Depan

21 Februari 2023, 08:00 WIB
Euphoria Kendaraan Listrik, Pro Kontra Transportasi Masa Depan /Pikiran-Rakyat.com/Alza Ahdira/

KILAS KLATEN - Saat ini Indonesia memasuki era teknologi yang berkembang sangat pesat dan juga mulai memasuki era mobilitas yang sudah mulai terelektifik untuk beberapa tahun ke depan. Terlihat dari mulai diresmikannya suatu pabrik yang akan mulai memasok baterai kendaraan mobil listrik.

Hadirnya kendaraan listrik menyebabkan adanya suatu perubahan gaya hidup di masyarakat yang berkendara. Saat ini Indonesia telah menjual lebih dari 5 tipe mobil listrik, dimana mobil listrik dinilai lebih ramah lingkungan daripada kendaraan konvensional.

Hadirnya kendaraan listrik tak terkecuali mobil listrik yang kini lebih digemari di kalangan masyarakat, menimbulkan pro kontra bagi sebagian masyarakat yang lain.

Dalam permasalahan seperti ini, kita tidak dapat melihat sesuatu dari satu sisi saja. Ketika mobil listrik menjadi mudah didapatkan akan terjadi peningkatan energi listrik.

Baca Juga: Mobil Listrik Hanya Untuk Orang Kaya? Berikut Fakta Pasar Mobil Listrik di Indonesia!

Bukan hanya itu saja, untuk mengisi baterainya, produksi dari baterai yang digunakan oleh kendaraan listrik pun memerlukan energy yang besar, dibarengi dengan pertumbuhan penduduk, hal ini akan meningkatkan ketergantungan manusia terhadap energi listrik.

Indonesia sendiri masih mengandalkan pembangkit listrik tenaga uap sebagai sumber energy listrik yang tidak rendah emisi.

Peningkatan permintaan dari kendaraan listrik pada pembangkit listrik yang tidak ramah lingkungan ini secara tidak langsung akan menghilangkan aspek “hijau” dari kendaraan tersebut.

Sedangkan pada potensi limbah yang ditimbulkan, akan muncul permasalahan mengenai jumlah baterai bekas yang akan dihasilkan akibat melonjaknya pemakaian kendaraan listrik ini.

Baterai memiliki masa pakai sekitar 10 hingga 12 tahun saja. Keterbatasan life time baterai ini akan menimbun limbah besar di masa depan.

Baca Juga: Gencar Mobil Listrik, Simak Bahaya Limbah Baterai B3 bagi Lingkungan

Baterai kendaraan listrik merupakan baterai lithium yang tergolong kedalam jenis limbah bahan berbahaya dan beracun (B3), jenis limbah ini membutuhkan penanganan tersendiri sehingga tidak bisa dilakukan sembarangan.

Masih ada sebuah permasalahan yang kerap kali tidak disadari oleh masyarakat awam. Kendaraan rendah emisi yang murah dan terjangkau tentunya akan membuat pengguna kendaraan pribadi semakin meningkat.

Dengan meningkatnya penggunaan tersebut, maka muncul kemacetan seperti yang ada di kota-kota besar.

Dampak dari kemacetan pun tidak main-main, mulai dari pemborosan energy, tersendatnya rantai logistic, kecelakaan lalu lintas, bahkan menurunya kualitas hidup dari penduduk di suatu daerah.

Bukan hanya itu, dengan meningkatnya pengguna kendaraan pribadi maka akan diperlukan dana besar untuk pembangunan infrastruktur.

Baca Juga: Berniat Membeli Mobil Listrik? Simak Daftar Harga Mobil Listrik yang Beredar di Indonesia, Mulai 200 Jutaan!

Kendaraan listrik memang secara umum menguntungkan jika dibandingkan dengan kendaraan bermotor konvensional.

Mulai dari emisi yang jauh lebih sedikit, sehingga harga yang semakin murah, dapat mengurangi polusi udara dan suara. Namun, perlu ada penyesuaian mengenai sumber energy yang digunakan, penanganan limbah, hingga dampak terhadap lingkungan dan kehidupan sosial.***

Editor: Masruro

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler