Contoh Ceramah Singkat Tentang Kemuliaan dan Keutamaan Puasa Bulan Ramadhan

- 16 Maret 2023, 05:16 WIB
Ilustrasi - Contoh Ceramah Singkat Tentang Kemuliaan dan Keutamaan Puasa Bulan Ramadhan
Ilustrasi - Contoh Ceramah Singkat Tentang Kemuliaan dan Keutamaan Puasa Bulan Ramadhan /Pexels.com/RODNAE Productions

Marilah kita sambut Ramadhan dengan perasaan riang gembira serta mengucapkan “Marhaban ya Ramadhan 1437 H” sambutan yang berarti penuh kegembiraan, lapang dada, suka cita dan tidak ada batasan pada tamu yang sangat dinantikan oleh seluruh umat islam seluruh dunia.

Jamaah Tarwih yang dirahmati oleh Allah SWT

Bulan Ramadhan adalah bulan penuh berkah, dimana seribu bulan lain tiada cukup dijadikan sandingannya. Bulan yang di dalamnya dilipatgandakan pahala tentu kaum muslimin tidak ingin rugi dalam meraup “keuntungan” dalam bentuk amal yang berlipat ganda. 

Dalam menjalankan ibadah di bulan Ramadhan tentunya dibutuhkan persiapan tekad dan kesehatan yang kuat agar ibadah yang kita lakukan bisa penuh selama bulan Ramadhan. 

Mengapa semua itu perlu? Karena pada bulan Ramadhan manusia dilatih untuk melawan hawa dan nafsu dimana pada bulan-bulan lainya manusia dapat dengan bebas melakukannya selain itu, kesehatan juga sangat dibutuhkan untuk tetap dapat menghidupkan amalan baik di bulan Ramadhan seperti Puasa, Sholat dan Tadarus yang tiada lain ditujukan kecuali kepada Allah SWT.

Baca Juga: Contoh Teks Ceramah Singkat Tentang Ibu dan Berbakti Kepada Orang Tua yang Menyentuh Hati serta Mudah Dihafal

Apa makna Puasa bagi kaum Muslimin?

Puasa adalah salah satu kewajiban bagi setiap muslimin dan juga merupakan rukun islam yang keempat. Dalam Al-Qur’a, Kata Shiyam (As-Shiyam) merujuk pada puasa menurut syariat. Etimologi dari kata ini terbentuk dari kata Sha-wa-ma yang berarti “berhenti”, “menahan”, atau “tidak bergerak”. Menurut ulama, arti kata ini berarti manusia diperintahkan untuk menahan diri dari beberapa aktivitas yang dibolehkan pada bulan-bulan lain.

Shaum (berpuasa) kemudian dibatasi melalui contoh yang telah ditunjukkan oleh Rasulullah SAW karena hukum asal mula ibadah adalah Haram kecuali yang telah ditunjukkan. Puasa yang dimaksud adalah menahan hawa dan nafsu baik itu makan, minum mengeluarkan mani atau mazzi secara sengaja mulai dari terbitnya fajar sampai terbenamnya matahari.

Halaman:

Editor: Fajar Sidik Nur Cahyo

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x