Empat Raksasa Perusahaan Teknologi Optimis dengan Investasi AI

- 2 Mei 2023, 11:30 WIB
Ilustrasi pemanfataan teknologi AI. (ANTARA/Reuters/Tanveer Ahmad)
Ilustrasi pemanfataan teknologi AI. (ANTARA/Reuters/Tanveer Ahmad) /

KILAS KLATEN - Meta, Alphabet, Microsoft, dan Amazon adalah empat raksasa perusahaan teknologi yang merasa optimistis dengan investasi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) besar-besaran dalam banyak aspek operasi mereka.

Mark Zuckerberg, Sundar Pichai, Satya Nadella, dan Andy Jassy merupakan eksekutif utama dari keempat perusahaan yaitu yang berbicara dalam konferensi earning calls.

Pekan lalu mereka menyampaikan rencana mereka dalam menggunakan AI untuk meningkatkan produk dan layanan, menciptakan model sendiri, serta memanfaatkan kepopuleran teknologi tersebut.

Sebanyak 168 kali telah disebutkan AI oleh Meta, Alphabet, Microsoft, dan Amazon dalam konferensi itu.

Hal tersebut menunjukkan seberapa besar perhatian setiap orang terhadap transformasi teknologi kecerdasan buatan di Silicon Valley, seperti dilansir Business Insider, Minggu, 30 April 2023

Penyebutan tertinggi "AI" didapatkan lewat Alphabet sebanyak 64 kali. Eksekutif Alphabet, Sundar Pichai mengatakan telah menyematkan ragam ilmu komputer dan AI mendalam dalam pembaruan produknya tahun ini.

Baca Juga: Apple Dilaporkan Sedang Mengembangkan Layanan Pelatihan Kesehatan Bertenaga AI

Ia juga membahas soal peluncuran chatbot Bard pada bulan Maret yang sempat dikritik karena dianggap terlalu terburu-buru setelah debut ChatGPT OpenAI.

Di lain pihak dalam kesempatan tersebut, perusahaan Microsoft menyebutkan "AI" sebanyak 50 kali dan mengatakan tengah berupaya menggandakan investasi sebanyak 10 miliar dolar AS (hampir Rp147 triliun)  saham di OpenAI.

Sedangkan pihak Meta juga menyiratkan optimisme, setelah "AI" mendapatkan penyebutan sebanyak 47 kali dari para investor, termasuk dari Mark Zuckerberg yang membahas "AI" sebanyak 27 kali.

Ia mengatakan bahwa AI digunakan untuk membuat perangkat kreasi visual untuk pengguna Instagram.

Sementara Amazon yang menyebutkan "AI" sebanyak tujuh kali, menjelaskan akan mengembangkan model bahasa yang digunakan dalam chatbots, yang menurut analisis Eksekutif Andy Jassy menelan biaya miliaran dan membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk mengembangkannya.

"Akan ada sejumlah kecil perusahaan yang ingin menginvestasikan waktu dan uang sebesar itu (untuk mengembangkan AI), dan Amazon akan menjadi salah satunya," ucapnya.

Sebagai contoh, Uni Eropa mengusulkan perusahaan yang menggunakan alat kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) generatif, seperti ChatGPT, harus mengungkapkan materi berhak cipta apa pun yang digunakan untuk mengembangkan sistem mereka.

Baca Juga: Adobe Lightroom Tambahkan Denoise Bertenaga Ai Dan Dukungan Untuk Konten

Hal ini diatur menurut perjanjian Uni Eropa awal yang dapat membuka jalan bagi undang-undang komprehensif pertama di dunia yang mengatur teknologi tersebut.

Komisi Eropa mulai menyusun Undang-Undang AI hampir dua tahun lalu untuk mengatur teknologi kecerdasan buatan yang baru muncul, yang mengalami ledakan investasi dan popularitas setelah peluncuran chatbot ChatGPT bertenaga AI milik OpenAI.

Anggota Parlemen Eropa setuju untuk mendorong draf tersebut ke tahap berikutnya, di mana anggota parlemen Uni Eropa dan negara anggota akan membicarakan detail akhir dari RUU tersebut.

Di bawah proposal, alat AI akan diklasifikasikan menurut tingkat risiko yang dirasakan: dari minimal hingga terbatas, tinggi, dan tidak dapat diterima.

Baca Juga: Nvidia Bermitra Dengan Google Cloud untuk Meluncurkan Perangkat Keras yang Berfokus pada AI

Area yang menjadi perhatian dapat mencakup pengawasan biometrik, menyebarkan informasi yang salah, atau bahasa yang diskriminatif.

Meskipun alat berisiko tinggi tidak akan dilarang, mereka yang menggunakannya harus sangat transparan dalam pengoperasiannya.

Perusahaan yang menggunakan alat AI generatif, seperti ChatGPT atau pembuat gambar Midjourney, juga harus mengungkapkan materi berhak cipta yang digunakan untuk mengembangkan sistem mereka.

"Parlemen menemukan kompromi yang solid yang akan mengatur AI secara proporsional, melindungi hak warga negara, serta mendorong inovasi dan meningkatkan ekonomi," kata Wakil Parlemen Eropa, Svenja Hahn, seperti dilaporkan Reuters, Jumat, 28 April 2023 waktu setempat.

OpenAI yang didukung Microsoft (MSFT.O) memicu kekaguman dan kecemasan di seluruh dunia saat meluncurkan ChatGPT akhir tahun lalu.

Chatbot menjadi aplikasi konsumen dengan pertumbuhan tercepat dalam sejarah, mencapai 100 juta pengguna aktif bulanan dalam hitungan minggu.***

Editor: Fajar Sidik Nur Cahyo

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x