Network
KILAS KLATEN – Rusia dan Ukraina menduduki peringkat teratas dalam daftar negara asal kejahatan siber terbanyak menurut indeks terbaru yang dikembangkan oleh para peneliti.
Temuan ini mengungkap bahwa sebagian besar pelaku kejahatan siber berasal dari sejumlah negara tertentu, menyoroti kompleksitas dan prevalensi ancaman kejahatan siber di tingkat global.
Menurut indeks World Cybercrime Index yang baru, sebagian besar aktivitas kejahatan siber berasal dari sejumlah negara, termasuk Rusia dan Ukraina.
Penelitian ini mengemukakan bahwa kejahatan siber telah menjadi masalah yang semakin serius dan merugikan, dengan perkiraan biaya kejahatan siber mencapai sekitar $9,22 triliun pada tahun 2024, dan diperkirakan akan meningkat menjadi $13,82 triliun pada tahun 2028.
Baca Juga: Canggih! Hacker Rusia dan Korea Utara Menggunakan Alat-Alat OpenAI Untuk Mengasah Serangan Cyber
Namun, mengetahui asal kejahatan siber menjadi sulit karena para pelaku menggunakan metode untuk menyembunyikan identitas dan lokasi mereka.
Selain itu, kasus-kasus hukum yang terdokumentasi hanya mewakili sebagian kecil dari aktivitas kejahatan siber yang sebenarnya, sehingga sulit untuk menggambarkan situasi global secara akurat.
Untuk mengatasi tantangan ini, para peneliti, termasuk Miranda Bruce (University of Oxford/University of New South Wales), Jonathan Lusthaus (University of Oxford), Ridhi Kashyap (University of Oxford), Nigel Phair (Monash University), dan Federico Varese (Sciences Po), melakukan survei dengan melibatkan 92 ahli kejahatan siber terkemuka di seluruh dunia.
Para ahli tersebut diminta untuk menentukan negara-negara yang dianggap sebagai pusat utama dari lima kategori kejahatan siber, yaitu produk atau layanan teknis, serangan dan pemerasan, pencurian data atau identitas, penipuan, serta pencucian uang.
