Selain itu juga rendahnya pemahaman dan literasi terkait investasi dan resiko dalam layanan pinjaman keuangan memperparah kondisi keuangan yang berdampak pada jangka waktu terdekat.
Selai itu juga karena gaya hidup yang hype, maraknya konten-konten flexing yang bertebaran di media sosial juga memperkeruh psikis anak muda hingga secara brutal menggunakan uang dan tabungan.
Seperti yang dikatakan oleh Ferry Irwandi bahwa konten-konten flexing membangun satu sudut pandang baru dimana banyak orang berpura-pura kaya demi mendapatkan konfirmasi atau validasi dari orang lain.
Tentunya kesadaran dan pengetahuan dalam mengelola keuangan akan berpengaruh besar terhadap kehidupan yang meliputi banyak aspek.
Baca Juga: Tips Praktis Cara Mengelola Keuangan di Masa Resesi Langsung dari Pakarnya
Aspek kesehatan, psikis, lingkungan pertemanan, lingkungan hidup, semangat hidup hingga cita-cita.
Ligwini juga menegaskan agar terus menerus menebarkan kampanye tentang kesadaran dalam keuangan agar nantinya ada budaya dan trend baru yang akhirnya menjadi kebiasaan oleh masyarakat.
Masyarakat umum khususnya pada generasi muda bisa memperdalam literasi keuangannya dengan banyak membaca atau mendengarkan konten-konten dari pakar di berbagai media sosial.
Tidak hanya sampai situ saja, pastikan anda mencari dan memperdalam literasi keuangan dari orang yang bijaksana, tidak melulu soal duit tetapi juga mencari tahu dari aspek logis, resiko, dan pengalamannya.