Nasehat Socrates Untuk Para Jomblo: Apapun yang Terjadi, Menikahlah!

12 November 2022, 11:00 WIB
Nasehat Socrates Untuk Para Jomblo: Apapun yang Terjadi, Menikahlah! /Anika Huizinya/unsplash.com

KILAS KLATEN - Pertanyaan “kapan menikah” mampu memberikan kesan “mengerikan” bagi para jomblo. Terutama mereka yang belum menemukan tambatan hatinya.

Mengutip dari buku Menjadi Manusia Menjadi hamba karya Fahruddin Faiz, hukum pernikahan dalam ranah fiqih dibagi empat: wajib, sunnah, makruh, dan haram.

Penetapan hukum tersebut, tergantung bagaimana posisi dan situasi orang yang bersangkutan atau mereka yang hendak menikah.

Hukum menikah dikatakan wajib bila seseorang telah memenuhi segala persyaratan nikah, namun tidak kuat menahan hasrat.

Baca Juga: Mengenal Asal Usul “Hari Jomblo Sedunia” Begini Cerita dan Tujuan Dirayakannya

Kedua, hukum menikah dikatakan sunnah bila seseorang mampu secara fisik (ekonomi dan kesehatan), namun masih mampu menahan hasrat.

Ketiga, hukum menikah dikatakan makruh bila seseorang sudah menginginkan menikah, namun salah satu dari syarat umum (ekonomi dan kesehatan) tidak terpenuhi.

Hal tersebut jika paksakan menikah, kemungkinan besar akan menyengsarakan pasangannya.

Terakhir, hukum menikah dikatakan haram ketika seseorang tidak memiliki kemampuan, namun dipaksa tetap menikah. Hal tersebut akan merusak diri sendiri dan pasangan.

Baca Juga: Anda Jomblo? Eits, Jangan Sedih Ternyata Banyak Dirayakan di Seluruh Dunia Hingga Terbentuknya Harbolnas

Pernikahan tidak boleh dihindari

“Menikah atau tidak, engkau akan menyesal,” ungkap Socrates, seorang filsuf Yunani Klasik.

Maksud dari kalimat Socrates tersebut, saat seseorang memutuskan menikah atau tidak menikah, mereka dalam waktu bersamaan akan mendapatkan sesuatu sekaligus kehilangan sesuatu.

Jika seorang memutuskan menikah, maka dia akan kehilangan sebagian hal yang bisa dilakukan hanya saat sebelum menikah.

Sebaliknya, jika seseorang memutuskan tidak menikah, ia akan menyesal karena tak memiliki kesempatan merasakan momen kebahagian dalam pernikahan.

Baca Juga: Hari Bahagia Jomblo Dunia Telah Datang, Berikut Ini Sejarahnya

“Apapun yang terjadi, menikahlah. Jika kamu mendapat istri yang baik, engkau akan bahagia. Jika mendapat istri buruk, engkau akan jadi seorang filsuf!”

Socrates mengatakan hal itu berdasarkan pengalaman dan kisah hidupnya sendiri dalam perjalanan berumah tangga.

Socrates memiliki istri bernama Xanthippe. Menurut riwayat, istri Socrates merupakan perempuan dengan karakter kurang baik yang dikenal cerewet dan juga galak.

Pernah diceritakan, suatu ketika Socrates sedang duduk-duduk santai dengan sahabatnya di teras rumah. Entah karena jengkel atau apa, Xanthippe tiba-tiba menyiram air panas kepada Socrates, suaminya sendiri.

Baca Juga: Anime Wisdom: Nasihat dan Kata-kata Bijak Hikigaya Hachiman untuk Para Jomblo

Perlakuan buruk sehari-hari istrinya itu, membuat Socrates terus merenung dan berpikir tentang makna hidupnya yang terasa amat pahit dan sial karena memiliki istri semenyebalkan itu.

Dimarahi istri, membentuk Socrates menjadi sosok yang bijaksana dan lebih mengerti banyak hal. Sampai-sampai ia bisa menjadi seorang filsuf terkenal karena pengetahuan dan kebijaksanaannya.

Mendapat pasangan buruk dalam pernikahan membuat seseorang menjadi pribadi yang tangguh dan bijaksana. Hal itu bisa didapatkan juga ketika mendapat pasangan baik, di mana pencapaian kebahagiaan bisa dilalui bersama-sama.

Baca Juga: Hari Jomblo Sedunia 11 November, Apa Cerita di Baliknya dan Siapa Pencetusnya?

demikian nasehat Socrates Untuk Para Jomblo: Apapun yang Terjadi, Menikahlah!***

Editor: Masruro

Tags

Terkini

Terpopuler