Network
KILAS KLATEN - Dhab adalah sejenis kadal besar yang termasuk hewan Herbivora atau pemakan tumbuhan dan berhabitat di daerah gurun yang tersebar daerah Timur Tengah.
Karena hidupnya digurun, maka banyak orang luar khusunya Indonesia lebih familiar dengan sebutan kadal gurun daripada Dhab dan digunakan untuk kepentingan istilah fans politik.
Hewan Dhab ini memiliki nama latin Uromastyx aegyptia sedangkan dalam bahasa inggris dikenal dengan nama Egyptian dab lizard atau Egyptian spiny-tailed lizard.
Karena termasuk dalam kategori binatang reptile berdarah dingin dan berkembang biak dengan cara bertelur.
Sekilas bentuk fisik dhab ini sangat mirip dengan biawak namun dengan versi ukuran yang lebih kecil.
Baca Juga: Jangan Sampai Tertukar! Berikut Perbedaan Ikan Sidat dan Belut
Olahan lain dari dhab adalah minyaknya yang digunakan sebagai obat yang dipercaya untuk meningkatkan kejantanan
Perbedaanya biawak memakan daging, sedangkan dhab memakan sayuran, maka dalam Hukum Islam Halam hukumnya mengkonsumsi dhab.
Berikut inilah beberapa fakta tentang Dhab;
- Dhab memiliki kulit yang tebal, bersisik tebal juga, kondisi fisik dhab memungkinkan untuk hidup di iklim padang pasir yang panas dan dhab memiliki kemampuan bertahan dalam lingkungan yang panas dan sedikit air.
- Dhab juga merupakan hewan yang sering diburu oleh suku Badui untuk dimanfaatkan dagingnya , kulitnya sebagai bahan makanan dan kerajinan kulit.
- Dhab menghabiskan waktunya di dalam lubang, selain untuk bersembunyi dari serangan musuh lubang ini juga dijadikan sebagai rumahnya juga.
- Hewan ini memiliki umur yang panjang, dan bisa bertelur hingga 60-70 butir telur,
- Hewan ini adalah jenis hewan pemalu dan banyak menghabiskan waktu berada di lubang sarangnya.
- Daging Dhab meskipun halal namun memiliki kadar kolesterol yang tinggi.
- Saat ini Dhab dilindungi oleh Pemerintah Arab Saudi untuk membatasi perburuannya.
Baca Juga: Manfaat dan Kandungan Gizi Ikan Pada Sidat, Bisa Mencegah Penuaan Dini dan Memperpanjang Umur
Karena keunikannya hewan ini sehingga beberapa tahun belakangan marak perburuan liar yang mengakibatkan populasi dhab di alam mengalami penurunan.
Dalam beberapa konten yang disajikan di berbagai platform media sosial memperlihatkan dhabb sudah bisa untuk diternakkan dan dipelihara sendiri.***
