Harga Minyak Dunia Turun Usai China Meningkatkan Pembatasan Covid-19

- 30 Oktober 2022, 19:15 WIB
Ilustrasi minyak dunia.
Ilustrasi minyak dunia. /Pixabay/drpepperscott230 /
KILAS KLATEN - Harga minyak mentah dunia turun pada hari Jumat, 28 Oktober 2022 kemarin, setelah China memperluas pembatasan terkait Covid-19. 
 
China adalah importir minyak mentah terbesar kedua dan kini sedang melakukan lockdown di beberapa kota menimbulkan kekhawatiran penurunan permintaan bahan bakar. 
 
Penguatan dolar AS juga membebani harga minyak mentah pada hari Jumat, 28 Oktober 2022 kemarin.
 
Analis mengatakan bahwa kekhawatiran pasokan tetap ada. 
 
Selanjutnya, pemulihan yang kuat dalam produk domestik bruto AS pada kuartal ketiga yang dilaporkan pada hari Kamis, 27 Oktober 2022 kemarin telah membatasi kerugian.
 
 
“Rekor ekspor minyak mentah dari AS merupakan tanda membaiknya permintaan minyak global, " kata Rahul Kalantri, Wakil Presiden komoditas di Mehta Equities. Namun, dia mengatakan bahwa kekhawatiran permintaan dari China akan tetap menjadi perhatian utama.
 
"Kami memperkirakan harga minyak mentah akan tetap bergejolak meskipun pengurangan produksi oleh negara-negara OPEC+ akan terus mendukung harga minyak," tambahnya.
 
Sriram Iyer, Analis Riset Senior di Reliance Securities mengatakan harga minyak internasional diperdagangkan lebih lemah pada hari Jumat, 28 Oktober 2022 kemarin karena kasus baru Covid-19 di China dapat menjaga permintaan di sisi yang lebih lemah. Namun, rekor ekspor dari AS dapat membatasi penurunan.
 
Disisi lain harga bahan bakar eceran di India tetap tidak berubah. Di ibu kota negara, bensin dihargai 96,72 per liter, dan solar dijual seharga 89,62 per liter.
 
 
Kota-kota di China meningkatkan pembatasan Covid-19 sejak Kamis, 27 Oktober 2022 dengam menutup gedung dan mengunci distrik setelah China mencatat 1.506 infeksi Covid-19 baru pada 27 Oktober, kata Komisi Kesehatan Nasional, naik dari 1.264 kasus baru sehari sebelumnya.
 
Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan pertumbuhan China melambat menjadi 3,2 persen tahun ini, turun 1,2 poin dari proyeksi April, setelah naik 8,1 persen pada 2021.
 
"Sulit untuk membuat alasan untuk rebound dalam pembelian minyak mentah China mengingat latar belakang ketidakpastian atas kebijakan nol-COVID," kata analis PVM Oil, Stephen Brennock.
 
 
PetroChina mengatakan permintaan China untuk bahan bakar olahan dan gas alam ditetapkan untuk tumbuh tahun ke tahun di kuartal keempat seiring dengan pemulihan ekonomi yang diharapkan karena Beijing meluncurkan lebih banyak kebijakan stimulus.***
 

Editor: Fajar Sidik Nur Cahyo

Sumber: Livemint


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x