Unjuk Rasa Besar-Besaran Merebak di China, Warga Tuntut Turunkan Xi Jinping

- 29 November 2022, 12:45 WIB
Unjuk Rasa Besar-Besaran Merebak di China, Warga Tuntut Turunkan Xi Jiping/independent/twitter
Unjuk Rasa Besar-Besaran Merebak di China, Warga Tuntut Turunkan Xi Jiping/independent/twitter /

KILAS KLATEN - Unjuk rasa merebak disejumlah kota di China imbas dari aturan Lockdown yang dianggap sangat menyiksa masayarakat Tiongkok.

Para demonstran turun ke jalanan dan menuntut Presiden Xi Jiping mundur dari tahtanya sebagai Presiden China.

Berdasarkan informasi dari Indepedent, kurang lebih 300 demonstran berkumpul di jalan Middle Urumqi di Shanghai Sabtu 26 November 2022.

Para demonstran berkumpul untuk memberikan penghormatan  kepada korban kebakaran apartemen di Urumqi yang menewaskan 10 orang.

Beberapa penghuni apartemen mengaku tidak diperbolehkan keluar karena aturan covid 19 yang ketat.

Baca Juga: Rusia Resmi Larang Total LGBTQ, Sudah Ditetapkan di UU Larangan Propaganda LBGTQ

Sementara para pejabat membantah pengakuan para penghuni apartemen, dan menegaskan bahwa warga diizinkan meninggalkan rumah pada saat kejadian.

Para pengunjuk rasa membawa bunga dan lilin seraya menyanyikan lagu kebangsaan, mereka mengkritik aturan yang diberlakukan pemerintah China terkait dengan Covid-19.

Mereka mengungkapkan kritikan kepada Presiden China Xi Jiping sambil beteriak.

“ Xi Jiping, Mundur, Partai Komunis Mundur, buka lockdown Xinjiang, buka lockdown china,” teriak para pengunjuk rasa.

Polisi menggunakan semprotan merica dan kekerasan untuk membubarkan para pedemonstran.

Baca Juga: Polisi dan Warga Bentrok di Shanghai Cina Gara-gara Pembatasan Covid -19 yang Sangat Ketat

Berdasarkan keterangan salah satu demonstran bernama Zhao kepada Associated Press, petugas kepolisian memukuli salah satu temanya dan yang lainnya disemprot merica.

Sementara petugas polisi menginjak kakinya ketika Zhao berusaha membantu kedua temannya.

Di lokasi yang berbeda para pengunjuk rasa protes sambil membawa kertas kosong, kertas tersebut sebagi bentuk perlawanan terhadap aturan Covid 19 yang diberlakukan pemerintah China.

Berdasarkan pengakuan salah seroang etnis Uyghur kepada AP, Semua orang berpikir bahwa orang China takut untuk keluar dan memprotes, bahwa mereka tidak memiliki keberanian.

"Sebenarnya, dalam hati saya, saya juga memikirkan hal ini. Tetapi ketika saya pergi ke sana, saya menemukan bahwa lingkungannya sedemikian rupa sehingga setiap orang sangat berani," ujarnya.

Baca Juga: Dampak Perubahan Iklim, Tuvalu Berencana untuk Bangun Versi Digital

China hingga saat ini masih menerapkan aturan lockdown saat berbagai negara di belahan dunia  sudah menyatakan kebebasan.

Jutaan rakyat China terkurung dalam aturan lockdown hingga memunculkan  penderitaan bagi rakyat Tiongkok.

Tercatat minggu 27 November kasus positif Covid 19 di China mencapai 39.506.***

Editor: Fajar Sidik Nur Cahyo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x