Kamboja LaporkanTemuan Kasus Kematian Akibat Flu Burung, Dapatkah Menular ke Manusia? Simak Cara Pencegahannya

11 Maret 2023, 16:00 WIB
Kamboja LaporkanTemuan Kasus Kematian Akibat Flu Burung, Dapatkah Menular ke Manusia? /Kemenkes

KILAS KLATEN - Kementerian Kesehatan Kamboja pada 22 Februari 2023, melaporkan adanya kasus kematian akibat Flu Burung A (H5N1) yang terjadi pada seorang anak perempuan berusia 11 tahun dari Desa Roleang, Provinsi Prey Veng, Kamboja.

Kasus ini merupakan kasus pertama di Kamboja sejak pelaporan terakhir di tahun 2014. Pada tahun 2003-2014 telah dilaporkan 56 kasus konfirmasi H5N1 dengan 37 kematian.

Penyakit flu burung merupakan infeksi virus influenza tipe A yang ditularkan oleh unggas ke manusia.

Namun tidak semua jenis Flu burung dapat menyebabkan infeksi pada manusia. 

Jika diingat beberapa tahun yang lalu penyakit ini pernah menjadi wabah di Asia, Afrika,  Timur Tengah serta beberapa bagian Eropa yang menyebabkan kematian pada sebagian penderitanya.

Gejala dari penyakit ini juga bervariasi bahkan ada pula yang tanpa gejala dan berakibat fatal.

Menurut World Health Organization (WHO), virus flu burung jenis H5N1 telah menjangkiti 862 orang di seluruh dunia dan menyebabkan kematian pada 455 orang hingga tahun 2020.

Pada tanggal 25 Februari 2023, WHO mencatat adanya 58 kasus baru flu burung di Kamboja.

Baca Juga: Waspada, Penularan Flu Burung Harus Segera di Antisipasi

Penyebab Flu Burung

Infeksi virus influenza tipe A ini berasal dari burung. Sebagian besar jenis virus ini hanya dapat menular pada unggas saja seperti ayam, bebek, angsa, dan burung.

Namun jenis yang menular dan menimbulkan infeksi pada manusia juga ada, yaitu H5N1, H5N6, H7N9, dan H10N3.

Untuk hewan unggas dapat terinfeksi virus flu burung dari air liur,  lendir, dan kotorannya.

Seseorang dapat tertular virus ini ketika tidak sengaja menelan atau menghirup percikan cairan tubuh atau kotoran unggas yang terinfeksi.

Penularan juga bisa terjadi bila seseorang menyentuh mata, hidung, atau mulutnya dengan tangan yang sudah terkontaminasi virus dari cairan tubuh atau kotoran unggas. Meskipun jarang terjadi, flu burung juga bisa menular antarmanusia.

Resiko Orang yang Mudah Terinfeksi Flu Burung

Risiko terinfeksi virus flu burung akan lebih tinggi pada orang yang memiliki kondisi berikut ini:

1. Bekerja sebagai peternak atau penjagal unggas

2. Tinggal di dekat peternakan unggas atau pasar unggas hidup

3. Bekerja sebagai tenaga kesehatan yang merawat penderita flu burung

4. Pergi ke daerah atau tempat terjadinya wabah flu burung

Baca Juga: 10 Tips Cara Mengatasi Flu, Lengkap dengan Penyebab dan Gejalanya

Gejala Flu Burung

Gejala yang muncul setiap penderita flu burung berbeda-beda namun pada umumnya baru muncul 2-5 hari setelah terpapar virus.

Secara umum, penderita flu burung akan mengalami gejala berupa:

1. Demam
2. Batuk
3. Sakit tenggorokan
4. Hidung berair atau tersumbat
5. Sakit kepala
6. Nyeri otot
7. Kelelahan
8. Sesak napas

Pada beberapa kasus, gejala lain yang juga dapat timbul antara lain:

1. Muntah
2. Sakit perut
3. Diare
4. Gusi berdarah
5. Mimisan
6. Nyeri dada
7. Mata merah (konjungtivitis)

Pada kasus infeksi berat, flu burung bahkan bisa menyebabkan infeksi paru-paru, gagal napas atau acute respiratory distress syndrome (ARDS), kejang, dan gangguan saraf.

Baca Juga: 6 Tips Mengatasi Flu dan Demam pada Balita Secara Alami

Kapan Harus ke Dokter?

Periksakan diri ke dokter jika mengalami gejala flu burung seperti yang telah disebutkan di atas, terutama jika gejala tersebut muncul setelah mengunjungi daerah yang sedang mengalami wabah flu burung.

Pastikan juga untuk memberi tahu dokter jika Anda pernah berkunjung ke peternakan atau pasar unggas.

Flu burung dapat menyebabkan terjadinya komplikasi serius pada beberapa penderita yang memiliki kondisi tertentu, seperti ibu hamil, orang dengan daya tahan yang lemah, atau kelompok usia 10-39 tahun.

Jika Anda memiliki kondisi tersebut dan mengalami gejala flu burung, segera periksakan diri ke dokter.

Diagnosis Flu Burung

Dokter akan melakukan anamnesis atau tanya jawab mengenai keluhan dan gejala yang dialami pasien, riwayat kesehatan, riwayat perjalanan, dan kegiatan yang baru dilakukan pasien.

Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik yang meliputi pemeriksaan tanda-tanda vital, seperti suhu tubuh, tekanan darah, denyut nadi, dan laju napas, serta pemeriksaan dada.

Jika dokter mencurigai pasien terjangkit flu burung, pemeriksaan lanjutan akan dilakukan guna memastikan diagnosis, yaitu:

Kultur swab (usap) hidung dan tenggorokan, untuk memeriksa adanya virus pada hidung atau tenggorokanTes PCR, untuk mengetahui keberadaan virus yang menyebabkan flu burungTes darah, untuk mengetahui kadar sel darah putih yang berfungsi melawan infeksi di dalam tubuhFoto Rontgen dada, untuk mendapatkan gambaran kondisi paru-paruPengobatan Flu Burung

Pengobatan untuk menangani flu burung bisa berbeda-beda, tergantung pada gejala yang dialami.

Pasien yang telah terdiagnosis flu burung akan dirawat di ruang isolasi di rumah sakit untuk mencegah penularan pada pasien lain.

Obat-obatan antivirus merupakan obat utama yang digunakan untuk mengatasi flu burung.

Beberapa obat antivirus yang biasanya diberikan adalah:

1. Oseltamivir
2.Peramivir
3. Zanamivir
4. Amantadine
5  Rimantadine

Obat antivirus dapat meredakan gejala, mencegah komplikasi, dan meningkatkan peluang pasien untuk sembuh.

Obat ini perlu dikonsumsi secepatnya dalam waktu 2 hari setelah gejala muncul.

Selain untuk pengobatan, obat antivirus tersebut juga bisa digunakan sebagai obat untuk mencegah flu burung.

Oleh karena itu, obat ini terkadang diberikan kepada orang yang melakukan kontak langsung dengan pasien, seperti para petugas medis yang menangani pasien, atau anggota keluarga dan kerabat pasien.

Jika pasien mengalami gangguan napas yang cukup parah, seperti hipoksemia, dokter akan memasangkan alat bantu napas dan ventilator untuk membantu mengatasinya.

Baca Juga: Obat Sirup Dilarang, Ini Ramuan Alami untuk Mengatasi Batuk, Demam dan Pilek pada Si Buah Hati

Cara Mencegah Terinfeksi Flu Burung

1. Mencuci tangan secara rutin

2. Mengonsumsi daging atau telur unggas yang telah dimasak hingga matang

3. Tidak mengunjungi daerah atau tempat terjadinya wabah flu burung

4. Mengenakan alat pelindung diri sesuai standar jika bekerja di peternakan unggas

Sampai saat ini, belum ada vaksin khusus untuk mencegah flu burung.

Untuk menurunkan risiko terinfeksi penyakit ini, vaksinasi flu tahunan dapat diberikan kepada orang yang kontak erat dengan unggas, misalnya peternak unggas dan dokter hewan.***

Editor: Fajar Sidik Nur Cahyo

Sumber: Kemenkes

Tags

Terkini

Terpopuler