Network
KILAS KLATEN - Kebanyakan wanita mengalami risiko kesehatan esktrem saat menjalani proses kehamilan di usia 40. Saat ini, di tengah maraknya makanan olahan tak sehat dan polusi udara semakin membuat kehamilan seorang wanita berisiko.
Tak jarang pula, banyak para wanita hamil yang menderita akibat menjalani gaya hidup tak sehat dan pengobatan medis, seperti diakibatkan oleh tekanan darah dan diabetes.
Selain itu, tak hanya sang ibu, namun bayi yang dilahirkannya juga mengalami risiko yang sama apalagi jika usia sang ibu sudah tak muda. Kehamilan di usia 40 wajib melalui serangkaian tes dan pemeriksaan medis yang rinci untuk meminimalkan beberapa risiko.
Baca Juga: 6 Langkah Mudah Mengecilkan Perut Buncit 20 Hari Terlihat Perubahannya
Rata-rata para wanita yang melahirkan di usia 40, disebabkan banyak faktor, misalnya terlalu fokus berkarir, selalu merasa belum siap membina keluarga dan alasan lainnya. Padahal, tanpa mereka sadari, kondisi tubuh semakin melemah seiring bertambahnya usia.
Melahirkan di usia lebih dari 40-an akan menyebabkan kelahiran bayi dengan down syndrome (kelemahan motorik, dan IQ rendah), juga beberapa kelainan abnormal kromosom lain. Beberapa risiko lain adalah, gestational diabetes, pre-eclampsia, bawaan bayi tak normal, masalah plasenta.
Mengapa berisiko? Karena sel telur sang ibu yang tersimpan selama hampir 40 tahun usianya sudah cukup tua dan mungkin saja terkena paparan radiasi. Akibatnya, berisiko melahirkan bayi yang cacat seperti down syndrome tersebut, namun bisa juga cacat fisik.
Baca Juga: Jarang diketahui, Inilah 8 Manfaat Buah Pisang yang Luar biasa!
Bagi sang ibu, juga perlu diwaspadai karena usia yang semakin menua biasanya berisiko juga terkena penyakit degeneratif (seperti tekanan darah tinggi dan diabetes).
Untuk mengurangi risiko, tentunya sang ibu harus rajin menjaga kebugaran tubuh, dan menjaga makanan dengan baik.
