2. Labelling atau Panggilan yang Diberikan Orangtua
Pemicu munculnya generasi strawberry yang kedua adalah labelling atau sebutan yang diberikan orangtua. Sepatah kata walaupun diucap secara tidak sengaja dapat memberikan dampak yang luar biasa, apalagi jika kata tersebut diucapkan secara berulang.
Sebagaimana yang orangtua masa kini sering lakukan dengan melabeli anaknya menggunakan sebutan tertentu. Baik itu yang berkonotasi baik maupun kata-kata yang sebaiknya tidak terucap.
3. Self Diagnose Tanpa Dampingan Ahli
Kemajuan teknologi saat ini banyak mendukung masyarakat kita menjadi lebih maju dan mudah mendapatkan informasi terbaru.
Namun sayangnya, dengan adanya kemudahan yang ada ini, tidak dibarengi dengan literasi yang cukup, sehingga banyak generasi strawberry yang menelan segala sesuatunya secara mentah-mentah tanpa mau meluangkan sedikit waktu untuk menggali kebenaran yang ada.
Baca Juga: Generasi Muda Perlu Tingkatkan Literasi Keuangan Guna Memutus Rantai “Sandwich Generation”
Langkah Menjadi Generasi Strawberry yang Lebih Tangguh
Walaupun terkesan memiliki konotasi yang buruk, generasi strawberry tetap memiliki sisi positif dan unggul dalam hal lain.
Seperti kecakapan dalam menggunakan teknologi yang menjadikan mereka lebih mudah beradaptasi dengan perubahan teknologi yang signifikan.
Lalu selanjutnya ada sikap terbuka dengan tantangan baru, inovatif, dan kreatif. Mereka juga lebih berani untuk mengutarakan pendapat (speak up) untuk apa yang mereka rasakan dan alami, kepedulian terhadap kesetaraan gender, dan isu kesehatan mental.
- Membekali Diri dengan Literasi Digital yang Baik
- Pola Asuh dan Dukungan Orangtua
- Sistem Pendidikan
Demikian penjelasan mengenai generasi strawberry? Kenali ciri-ciri dan karakteristiknya, apakah kamu salah satu yang termasuk dari generasi strawberry.***