KILAS KLATEN – Tragedi Kanjuruhan, Malang sudah terjadi sejak awal Bulan Oktober kemarin, Namun sampai sekarang belum ada kejelasan gimana nasib para korban yang sudah meninggal dunia.
Kejadian tersebut bermula dari pertandingan antara tuan rumah Arema VS Persebaya yang berlangsung di stadion Kanjuruhan, Malang.
Pada saat pertandingan usai beberapa supporter masuk kedalam lapangan, namun seiring berjalannya waktu semakin menambah jumlah supporter yang memadati lapangan.
Hal tersebut sebenarnya sudah melanggar hukum aturan sepakbola, namun pihak kepolisian juga kualahan untuk menyingkirkan Aremania dari tengah lapangan.
Alhasil gas air mata dikerahkan untuk menghindari kerumunan yang terjadi dilapangan. tapi siapa sangka penggunaan gas air mata dilapangan sepakbola juga larangan oleh FIFA.
Baca Juga: Gelar Aksi Damai, Aremania Minta Usut Tuntas Tragedi Kajuruhan
Sudah kesekian kalinya Aremania menggelar aksi untuk menemukan titik terang siapa yang menjadi tersangka, pasalnya di kejadian tersebut menelan 135 korban jiwa.
Pada kunjungan ke Polda Jawa Timur, sejumlah Aremania menanyakan sampai mana progress penangganan tragedi Kanjuruhan kemarin.
Adapun poin poin yang yang diminta Aremania kepada Polda Jatim, antara lain Aremania meminta penambahan tersangka, sebab menurut mereka hanya ada enam tersangka belumlah cukup.
Selanjutnya Aremania juga meeminta penjelasan tentang penanganan kasus ini secara transparan, sehingga tidak hanya menjadi konsumsi internal polisi, masalahnya banyak publik yang menantikan perkembangan kasus yang melanda Kanjuruhan di awal bulan Oktober kemarin.
Poin selanjutnya juga tentang polisi yang menembakkan gas air mata ke tribun penonton, polisi yang menembakkan gas tersebut diapain? mereka menuggu jawaban namun sampai saat ini belum ada kejelasan.
Baca Juga: Tim Hukum Aremania Menggugat Angkat Bicara Soal Tragedi Kanjuruhan: Harus Dibuka Secara Terang
Banyak Aremania yang menuggu fakta yang terjadi, namun sampai sekarang belum ada kejelasan dari pihak kepolisian.
Dilain tempat, Kombes Pol. Dirmanto (Kabid Humas Polda Jatim) menerangkan bahwa sudah ada 20 polisi dilakukan sidang secara etik.***