Network
KILAS KLATEN - Autopsi korban tragedi Kanjuruhan seharusnya dilakukan pada hari Rabu 19, Oktober 2022.
Beberapa spekulasi yang beredar pihak keluarga korban keberatan sehingga autopsi batal dilakukan.
Namun salah satu keluraga korban memberikan pernyataan terkait dengan pembatalan autopsi.
Dikutip Kilas Klaten dari Instagram Faktanya Google, Devi Athok (43), salah satu keluarga korban yang meninggal dunia dalam tragedi kanjuruhan memberikan pernyataan.
Baca Juga: Iwan Bule Sibuk Bermain Bola dengan Presiden FIFA di Tengah Pemeriksaan Kasus Kanjuruhan
Dia megungkapkan bahwa pembatalan autopsi dilakukan karena dia merasa terintimidasi dengan kedatangan polisi.
"Malam 10 Oktober saya resmi ajukan autopsi ke TGIPF. Paginya, saya sudah dihubungi oleh aparat untuk menanyakan maksud saya mengajukan autopsi," jelas Athok di rumahnya Rabu, 19 Oktober 2022.
Terkait dengan dugaan intimidasi terhadap keluarga korban tragedi Kanjuruhan Kapolda Jatim angkat bicara.
Irjen Pol Toni Hermanto membantah dengan tegas tekait dengan intimidasi terhadap keluarga korban yang mengajukan autopsi.
Dia menjelaskan jika memang intimidasi ada, di era keterbukaan informasi saat ini pasti dengan mudah diketahui publik.
Tragedi Kanjuruhan terjadi pada tanggal 01 Oktober 2022 saat pertandingan antara Arema FC Malang melawan Persebaya Surabaya.
Baca Juga: Autopsi Korban Kanjuruhan Batal Dilakukan, Ini Penyebabnya
Dalam kejadian ini tercatat sebanyak 133 korban jiwa yang meninggal.
Hingga kini pihak kepolisian masih melakukan investigasi dan pemeriksaan terhadap beberapa saksi.
Dan menetapkan beberapa tersangka, ketua umum PSSI Iwan Bule sudah diperiksa terkait dengan tragedi berdarah ini.***
