Network
KILAS KLATEN - Tanggal 22 Oktober ditetapkan sebagai hari santri, sesuai dengan seruan resolusi jihad para ulama terdahulu, resolusi jihad yang memiliki peran untuk mempertahankan dan menjaga bumi ibu pertiwi.
Peringatan hari santri menjadi bukti pengakuan negara atas jasa para ulama dan santri dalam menjaga dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia, sehingga kalangan ulama dan santri turut serta dalam perjalanan kemerdekaan Indonesia pada masa itu.
Lantas apa dan siapa itu santri? Menurut kamus besar Bahasa Indonesia (KBBI) santri mengandung makna yaitu orang yang mendalami agama islam, dan juga orang yang beribadah sungguh sungguh.
Baca Juga: Nilai Pendidikan dalam Peringatan Hari Santri Nasional
Sementara Gus Mus menjelaskan bahwa santri bukan hanya mereka yang sedang atau pernah menuntut ilmu di pondok saja, namun santri adalah murid yang dididik dengan kasih sayang untuk menjadi seorang mukmin yang kuat.
Pada tanggal 27 September lalu, mentri agama me-launchingkan tema terkait peringatan hari santri tahun ini, tema yang di usung adalah “berdaya menjaga martabat manusia”
Menurut Menag Yaqut tema tersebut mengandung makna bahwa santri selalu siap mendarmabaktikan hidupnya untuk bangsa dan negara, dan sejarah membuktikan hal tersebut bahwa santri selalu ada dalam setiap langkah kemerdekaan Indonesia.
Baca Juga: Sejarah Hari Santri Nasional, Berawal dari Resolusi Jihad
Menag yaqut juga menambahkan bahwa “santri selalu berprinsip bahwa menjaga martabat manusia adalah ajaran agama terutama ditengah kehidupan Indonesia yang majemuk, menjaga martabat manusia sama dengan menjaga Indonesia”
Dengan kondisi Indonesia yang beragam baik budaya, suku ras maupun agama, maka diharapkan perbedaan tersebut tidak mengurangi martabat kemanusiaan dan tetap saling merangkul dan bergotong royong.
