Google Doodle Bertemakan Angklung, Warisan Indonesia dengan Arti Filosofis Tersendiri

- 16 November 2022, 09:58 WIB
Google Doodle Hari Angklung.
Google Doodle Hari Angklung. /Google/

KILAS KLATEN - Hari ini Google Doodle menampilkan gambar sejumlah orang yang sedang memainkan alat musik angklung.

Hal ini lantaran Google Doodle ikut serta dalam merayakan Hari Angklung Internasional yang diperingati tanggal 16 November tiap tahun.

Angklung sendiri ternyata bukan milik asli Indonesia saja, namun juga beberapa negara lain seperti Tiongkok, Vietnam, Thailand, India dan Hawai.

Disinyalir, penyebutan dari angklung ini masing-masing negara memiliki nama dan bentuk tersendiri.

Sebagai informasi, bahwa UNESCO telah menetapkan 16 November sebagai Hari Angklung sedunia sejak tahun 2010 silam.

Baca Juga: Mengenal Sosok Raja Haji Ahmad, Pahlawan Nasional yang Muncul di Google Doodle Hari Ini

Namun, dalam penetapan UNESCO tersebut, Angklung tetap diakui sebagai Warisan Budaya Takbenda Kemanusiaan yang berasal dari tanah Jawa barat, Indonesia.

Alat musik ini sendiri mempunyai beberapa kriteria yang dapat menjadi pusat identitas, menunjukkan nilai-nilai kerja sama, disiplin dan saling menghormati.

Selain itu, angklung dinilai dapat menciptakan harmoni sosial dan tentunya bisa mengatur sebuah pertunjukan sehingga lebih indah.

Walaupun begitu, sebagian pihak percaya bahwa suatu saat Angklung bisa dipatenkan atas nama Indonesia lantaran daerah Jawa Barat mempunyai filosofi tersendiri dari alat musik yang berasal dari bambu tersebut.

Filosofi tersebut yaitu mudah didapat bahannya, murah harganya, mendidik, meriah dan massal, sementara itu, sejarah angklung di Indonesia sendiri diketahui berasal dari Bali dan  dibawa oleh Sultan Agung ke wilayah Banten hingga Jawa Barat.

Baca Juga: Tempe Jadi Google Doodle Hari Ini, Seniman Penggambar: Sebagai Orang Indonesia, Mendoan Makanan Sehari-hari

Meskipun asli dari Bali, alat musik ini telah melekat ke banyak masyarakat Jawa Barat dan tersebar di seluruh wilayah.

Angklung sendiri mempunyai beberapa penamaan yang beragam, seperti angklung gubrag, angklung baduy, ang­klung mayangsari, angklung dogdog lojor, dan angklung bungko.

Setelah itu ada  angklung dodod, angklung badeng, angklung badud, bangklung, dan berbagai varian angklung buncis.

Menariknya Indonesia memiliki replika angklung terbesar yang diresmikan pada tahun 2014, lalu, tingginya 12 meter, lebar 7 meter, tebal 1,5 meter, dan berat yang hampir mencapai 300 kg, sehingga meraih piagam Muri kala itu.***

Editor: Fajar Sidik Nur Cahyo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah