Polisi Selidiki Pemilik Akun Twitter @koprofilJati Yang Rendahkan Iriana Jokowi

- 19 November 2022, 10:05 WIB
Polisi Selidiki Pemilik Akun Twitter @koprofilJati Yang Rendahkan Iriana Jokowi
Polisi Selidiki Pemilik Akun Twitter @koprofilJati Yang Rendahkan Iriana Jokowi /ANTARA FOTO/Media Center G20 Indonesia/Zabur Karuru/wsj.
KILAS KLATEN - Bareskim Polri sedang menyelidiki dan mencari pemilik akun Twitter dengan nama pengguna @koprofilJati yang diduga membuat cuitan merendahkan Ibu Negara atau istri Presiden Joko Widodo, Iriana Jokowi.
 
Dirtipidsiber Bareskrim Polri Brigjen Pol Adi Vivid Agustiadi Bachtiar saat dikonfirmasi, hari ini Sabtu, 19 November 2022 mengungkapkan bahwa ia sedang menyelidiki identitas pelaku. 
 
Adi menambahkan bahwa pemilik akun tersebut membuat cuitan yang diduga sudah memenuhi unsur pidana. 
 
Namun ia tak menjelaskan lebih lanjut perihal unsur pidana apa yang dimaksud.
 
“Kita sudah temukan dugaan unsur pidananya,” jelasnya.
Sebelumnya, salah satu putra Presiden Joko Widodo, Kaesang Pangarep menanggapi sebuah cuitan di Twitter terhadap pemilik akun dengan nama pengguna @koprofilJati.
 
 
Dalam akun twitternya, @koprofilJati mengunggah sebuah foto dimana Iriana Jokowi berdampingan dengan istri Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol, Kim Kun-Hee, disertai keterangan yang terkesan merendahkan terkait foto tersebut.
 
Menanggapi cuitan @koprofilJati, Kaesang mengutip dan membalas cuit tersebut mempertanyakan maksud dari cuitannya.
 
“Lha terus maksudmu gimana?,” tanya Kaesang di media sosial Twitter.
 
Saat ini cuitan dari akun Twitter @koprofilJati sudah terhapus dan tidak terlihat. Akun tersebut sudah menghilang dan  tidak dapat dilihat kembali profil Twitter-nya.
 
 
Tak hanya Kaesang yang berkomentar, namun begitu pula dengan Menteri BUMN, Erick Thohir,  melalui laman Instagramnya. 
 
"Seseorang menghina Ibu Negara Kita, simbol Negara kita," kata Erick
 
Ia menambahkan bahwa hal tersebut tidak boleh didiamkan.
 
Tentu saya melihat kita tidak boleh diam, apalagi membuat menjadi bahan bercandaan yang tidak baik, kita jangan jadi bangsa yang nyiyir, kufur nikmat," tambahnya.
 
Erick menyinggung budaya Patriarki yang kini sudah tidak relevan adanya.
 
Disamping itu, ia menjadi saksi bahwa banyak perempuan yang memiliki karya hebat.
 
 
"Di Kementrian BUMN, kita sudah mendorong kepemimpinan perempuan hingga 25%, dan ini merupakan perubahan yang luar biasa," ujarnya.
 
Selain itu, di G20 yang baru saja selesai, terdapat kontribusi besar dari perempuan.
 
"Budaya Patriarki sudah kuno, terlepas dari kebebasan bersosial media," terangnya.***
 

Editor: Fajar Sidik Nur Cahyo

Sumber: PMJ News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x