Warga Umat Hindu di Bali Ikuti Acara Melasti di Pantai Padang Galak

- 18 Maret 2023, 17:13 WIB
Ribuan umat Hindu mengikuti Upacara Melasti di Pantai Padang Galak, Kota Denpasar menjelang Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1945.
Ribuan umat Hindu mengikuti Upacara Melasti di Pantai Padang Galak, Kota Denpasar menjelang Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1945. /ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo/wsj

KILAS KLATEN - Kota Denpasar, Bali menyambut datangnya hari Suci Nyepi tahun Saka 1945 dengan mengikuti Upacara Melasti di Pantai Padang Galak.

Setiap daerah di Indonesia memiliki kearifan lokal dengan ciri khasnya masing-masing.

Seperti halnya Bali yang begitu kental dengan tradisi dan budayanya.

Pada tahun ini, tepatnya Rabu, 22 Maret 223 pekan depan, umat Hindu akan merayakan hari suci Nyepi tahun Saka 1945.

Tahun Saka atau Hari Nyepi bagi umat Hindu, identik dengan pelaksanaan Catur Brata Penyepian sebagai sebuah momentum untuk introspeksi atas hal-hal yang telah dilalui selama setahun ke belakang serta memulai kembali kehidupan ke depannya dengan hati yang bersih.

Menjelang Hari Nyepi, dua hingga empat hari sebelumnya, umat Hindu secara serentak akan melakukan ritual penyucian diri dan lingkungannya ke pusat-pusat tirta amerta (air suci) yang dikenal dengan nama upacara melasti.

Baca Juga: Diwali, Festival Pesta Keagamaan Terbesar Umat Hindu yang Sarat Akan Makna dan Filosofi

Bendesa Adat Peguyangan, Ketut Sutama pada hari Sabtu, 18 Maret 2023, mengatakan Upacara Melasti itu rangkaian hari suci Nyepi, sebelum kita merayakan hari suci itu kita sebagai umat Hindu harus melakukan penyucian diri, dengan sarana mengambil tirta kamandalu yang ada di pantai untuk membersihkan alam dan diri kita sendiri sebelum melakukan Nyepi

Ketut Sutama juga menuturkan setelah kebijakan PPKM Pandemi COVID-19 dicabut pemerintah, Upacara Melasti kembali dapat diikuti oleh seluruh masyarakat, di mana tiga tahun sebelumnya hanya boleh perwakilannya saja. 

“Tiga tahun kami tidak melakukan upacara karena ada covid, jadi tidak semua orang ikut ke sini, kami hanya perwakilan saja untuk atur sesaji. Sekarang kan sudah endemi, jadi kita bersama dengan masyarakat kembali melakukan upacara lagi disini, kami ada 53 angkutan kendaraan dan kurang lebih ada enam ribu orang yang ikut,” ujar Ketut Sutama.

Selain itu, ia menambahkan, setelah Upacara Melasti dilakukan, rangkaian perayaan hari suci Nyepi di Bali dilanjutkan dengan Tawur Kesanga, Pengerupukan, dan pawai Ogoh-ogoh.

Upacara Melasti dapat juga dilakukan di tempat yang memiliki air suci yang telah ditentukan oleh masing-masing daerah, seperti danau jika daerahnya jauh dari pantai.

“Upacara melasti sebenarnya secara serentak dilaksanakan besok, tapi karena tempat ini digunakan oleh banyak desa adat jadi kami majukan acaranya satu hari supaya tidak penuh, karena jumlah krama kami yang ikut melasti ini cukup banyak,” ucapnya.

Dengan akan datangnya hari Suci Nyepi ini, Ketut Sutama berharap kesejahteraan dan keselamatan bersama tetap terwujud.

“Harapan kami supaya kita semua mendapatkan kesejahteraan dan keselamatan dengan memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa lewat acara ini supaya kita bisa hidup secara lebih tertib dan rukun antara desa adat lainnya,” katanya.

Baca Juga: Berkeliling Menikmati Pesona Alam Objek Wisata Tanah Lot Bali

Sementara itu Nyoman Jana, salah seorang umat Hindu yang mengikuti Upacara Melasti ini merasa senang karena dapat kembali melakukan rangkaian kegiatan menyambut hari suci Nyepi.

“Ya, saya senang bisa ikut upacara pemelastian lagi. Dulu pas corona kan dibatasi yang ikut, jadi ngga banyak yang datang buat upacara ke sini,” tutur Nyoman Jana.

Jika diartikan secara sederhana, Upacara Melasti memiliki arti atau makna yaitu nunas (meminta) tirta amerta, penyucian bhuana agung (alam semesta) dan bhuana alit dalam menyambut tahun baru saka, tepatnya pada tanggal satu sasih kadasa yaitu hari raya Nyepi, yang tahun ini akan jatuh pada Rabu, 22 Maret 2023 pekan depan.***

Editor: Fajar Sidik Nur Cahyo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x