Bangkitnya Skuad Garuda dari Titik Paling Rendah! Kilas Lengkap Perjalanan Indonesia ke Piala Asia 2023

- 16 Juni 2022, 00:54 WIB
Bantai Nepal 7-0, Timnas Indonesia lolos ke Piala Asia usai penantian panjang 15 tahun absen sejak tahun 2007. /Twitter.com@PSSI/
Bantai Nepal 7-0, Timnas Indonesia lolos ke Piala Asia usai penantian panjang 15 tahun absen sejak tahun 2007. /Twitter.com@PSSI/ /

KILAS KLATEN - Timnas Indonesia kembali berlaga di Piala Asia setelah absen selama 15 tahun,keberhasilan ini diraih terlalu skuad Garuda mengalahkan Nepal di babak kualifikasi dengan skor 7-0.

Selain itu keberhasilan ini seakan menjadi  titik balik Timnas yang mengalami masa kelam dalam beberapa tahun terakhir. Dilansir dari Kilas Klaten dari Channel Youtube Cetak Goal, seperti di bawah ini, simak sampai selesai.

Dulu Langganan Piala Asia

Dulu Team berjulukan Skuad Garuda menjadi langganan Piala Asia yang sudah digelar sejak tahun 1956 yang lalu.

Saat itu Piala Asia pertama kali digelar di Hong Kong dan berakhir dengan juaranya tim nasional Korea Selatan. Walaupun sudah digelar sejak tahun 1956,Indonesia baru bisa ikut pada tahun 1996.

Baca Juga: Menang Telak Atas Nepal 7-0 , Jordi Amat, Sandy Walsh dan Shayne Pattynama Kompak Beri Pujian

Saat itu skuad Garuda masih diperkuat oleh pemain-pemain seperti Roddyy Wabia dan Widodo Cahyono Putro, sayangnya mereka tersingkir di babak grup setelah meraih satu poin saja.

Walaupun begitu penampilan mereka patut diapresiasi,karena bisa menahan Kuwait dan mencetak dua gol ke gawang Korea Selatan.

Indonesia juga kembali lolos di Piala Asia tahun 2000. Tergabung dalam grup B bersama Cina, Kuwait dan Korea Selatan membuat mereka tidak bisa berbicara banyak.

Berikutnya Indonesia juga kembali lolos untuk ketiga kalinya lewat babak kualifikasi dan berlaga di Piala Asia tahun 2004. Di Piala Asia kali ini mereka tampil sedikit lebih baik dari edisi edisi yang sebelumnya. Diperkuat oleh Budi Sudarsono, Ponaryo Astaman sampai Elie Eboy skuad Garuda berhasil mengalahkan Qatar.

Baca Juga: Bantai Nepal 7 Gol Tak Terbalas, Ranking FIFA Skuad Garuda Melenjit

Sayangnya di dua laga lainnya mereka di dapuk oleh China dan Bahrain. Terakhir Indonesia mentas di Piala Asia tahun 2007, saat itu mereka langsung lolos tanpa kualifikasi karena ditunjuk sebagai tuan rumah bersama Malaysia,Thailand dan juga Vietnam.

Di Piala Asia ini Indonesia berhasil mengungguli tim kuat lainnya yakni Bahrain. Hasilnya Indonesia mendapatkan tiga poin. Saat itu gol dicetak oleh Budi Sudarsono dan juga Bambang Pamungkas. Akan tetapi keringat Bambang Pamungkas harus terhenti setelah kalah melawan Arab Saudi dan juga Korea Selatan.

Masa Kelam

Indonesia harus absen dari Piala Asia 2011 yang digelar di Qatar. Kegagalan ini dipastikan setelah skuad Garuda dikalahkan Oman di babak kualifikasi grup B. Saat itu Indonesia sebenarnya masih menyisakan satu pertandingan lagi akan tetapi mustahil untuk mengejar Kuwait dan Australia yang berada diatas dengan selisih empat poin.

Kegagalan Ini jadi yang pertama kalinya, setelah sebelumnya lolos dalam empat Piala Asia secara berturut-turut. Berikutnya pada Piala Asia 2015 Indonesia juga kembali gagal Setelah gugur di babak kualifikasi.

Tergabung dalam grup C, mereka harus berhadapan dengan tim-tim raksasa Asia seperti Arab Saudi, Irak dan China. Benar saja Indonesia cuma bisa merebut satu poin dari enam pertandingan.

Buruknya penampilan Indonesia ditahun itu tidak terlepas dari kepengurusan sepakbola tanah air yang cukup kacau.

Pertama ada dualisme yang terjadi di dalam tubuh PSSI, setelah itu ada perpisahan ISL dan IPL yang saling klaim sebagai kompetisi resmi di Indonesia. Perpecahan tersebut membawa dampak negatif termasuk pada kompetisi skuad Garuda selanjutnya.

Indonesia lagi-lagi menuai kegagalan untuk mentas di Piala Asia 2019. Mirisnya lagi mereka bahkan cuma bisa menonton negara-negara tetangga yang berjuang di babak kualifikasi. Sebab, saat itu Indonesia tidak diajak karena dicoret sejak awal babak kualifikasi.

Pencoretan ini merupakan hukuman dari FIFA karena pemerintah Indonesia dianggap campur tangan terhadap PSSI. Tidak cuma dibekukan dari kualifikasi Piala Asia, Indonesia juga dilarang mengikuti kualifikasi Piala Dunia 2018.

Beruntung satu tahun berikutnya Indonesia bisa terbebas dari sanksi tersebut. Setelahnya Indonesia terus berbenah.

Mendatangkan pelatih top yang pernah membawa Timnas Spanyol Junior juara Piala Euro, membuat filosofi sepakbola Indonesia atau filanesia serta menghidupkan kompetisi untuk berbagai kategori usia. Dari sana Timnas Indonesia mulai menunjukkan perkembangannya.

Revolusi Shin Tae Young

Pada bulan Januari tahun 2020 yang lalu PSSI menunjuk Shin Tae Young sebagai pelatih baru Tim Nasional Indonesia. Shin Tae Young yang direkrut untuk menggantikan pelatih sebelumnya yakni Simon McMenemy. Simon dipecat karena dianggap gagal dalam menukangi skuad Garuda Hal ini terlihat dari peringkat FIFA Indonesia yang jauh merosot ke posisi 173.

Sementara itu keputusan PSSI untuk merekrut Shin Tae Young juga nggak sembarangan. Sebelumnya pelatih asal Korea Selatan ini mencatatkan sejumlah pencapaian yang mengesankan. Termasuk membawa Seongnam FC menjuarai Liga Champions Asia 2010 dan membawa tim nasional Korea Selatan menyingkirkan Jerman di Piala Dunia 2018.

Setelah menukangi Tim Nasional Indonesia Shin Tae Young pun langsung melakukan banyak perubahan. Di awal kedatangannya pelatih asal Korea Selatan ini blak-blakan dengan kondisi fisik Tim Nasional Indonesia, yang menurutnya baru main sebentar sudah loyo.

Dia memang punya standar yang tinggi supaya pemain timnas bisa berlari selam 90 menit. Siapapun pemain yang dianggapnya lembek maka pasti akan dicoret.

Shinta yang tidak peduli apakah pemain tersebut berstatus bintang atau tidak. Salah satu yang paling mencolok lainnya adalah pengetatan kedisiplinan pemain, termasuk membatasi jam malam serta membatasi penggunaan ponsel sampai melarang makan makanan berminyak.

Shin Tae Young bahkan tidak mentoleransi kepada pemain yang datang terlambat.Sudah tidak terhitung lagi berapa pemain yang sudah dicoret Shinta Young, karena melakukan tindakan indisipliner.

Walaupun terkesan sadis tapi langkah Shin Tae Young berhasil membuat para pemain lebih disiplin. Revolusi Shin Tae Young yang lainnya terlihat pada penggunaan alat canggih dalam sesi latihan. Salah satunya adalah smartjet atau tripod yang bisa mengukur kecepatan dan kebugaran pemain.

Terlepas dari itu Shin Tae Young yang dianggap sebagai pelatih yang begitu jeli dalam menentukan strategi tim, tidak heran kalau BBC pernah menjulukinya sebagai Mourinho dari Asia.

Lolos ke Piala Asia Lagi

Penunjukan Shin Tae Young sebagai pelatih Tim Nasional Indonesia ternyata berbuah manis. Selain peringkat FIFA Indonesia yang mulai membaik, Skuad Garuda juga lolos ke piala Asia 2023. Kepastian ini didapatkan setelah Indonesia menepuk Nepal dalam babak kualifikasi grup A.

Tidak tanggung-tanggung Indonesia membantai negara Pegunungan Himalaya tersebut dengan 7 gol tanpa balas. Tujuh gol tersebut dilesatkan oleh Dimas Drajad,Fachrudin Aryanto, Saddil Ramdani, Elkan baggot, Marselino Ferdinand dan dari bintang FK Senica Witan Sulaiman. Witan juga menjadikannya sebagai Men of the match pada laga tersebut.

Selain itu ada Asnawi yang tampil heroik dengan menyumbangkan dua assist walaupun kondisinya belum Fit 100%. Kemenangan ini membuat Indonesia finis sebagai runner-up grup A di bawah Yordania.

Keberhasilan ini juga jadi lebih istimewa karena mengakhiri penantian selama 15 tahun. Setelah dipastikan lolos para pemain indonesia menggendong Shin Tae Young dan melempar lemparnya ke atas udara.

Selain itu mereka juga bertepuk tangan dan melambaikan tangan ke tribun penonton. Selebrasi heboh tersebut cukup wajar. Mengingat laga ini menentukan nasib mereka sebab Indonesia dipastikan tersingkir seandainya mereka kalah. Di sisi lain Shin Tae Young juga banjir pujian di internet.

Namanya bahkan menjadi trending topic di twitter. Para netizen berterima kasih dan menuliskan kode Shin Tae Young harus Stay. Sebagai formasi PSSI akan melakukan evaluasi setelah kualifikasi piala Asia selesai. Coach Shin Tae Young diisukan akan di downgrade menjadi pelatih tim nasional U-20 saja.

Ajukan Diri Sebagai Tuan Rumah

Belum lama ini beredar kabar Kalau Cina mundur sebagai tuan rumah Piala Asia 2023. Mereka mundur karena faktor pandemi covid-19 yang masih tinggi di China. Terkait hal tersebut AFC mengirimkan surat tawaran kepada Indonesia untuk menjadi penggantinya. Hasilnya banyak publik yang mendesak PSSI untuk menerima tawaran tersebut.

Namun salah satu syaratnya untuk bisa menjadi tuan rumah Indonesia diharuskan lolos dari babak kualifikasi terlebih dahulu. Hal tersebut disampaikan oleh sekretaris jenderal AFC yakni Dato Windsor John.

Sebagai informasi AFC memang mengirimkan surat-surat yang sama ke negara lain. Seakan menjawab tantangan, Indonesia sekarang sudah lolos sebagai runner-up grup A. Hasilnya peluang Indonesia untuk bisa menjadi penyelenggara piala Asia 2023 juga semakin terbuka.

Selain itu anggota Exco PSSI yakni Hasani Abdulgani juga menyetujui wacana tersebut, akan tetapi ketua umum PSSI yakni Mochamad Iriawan punya pendapat lain. Pria yang Sering disapa Iwan bule ini menyebut kalau gelaran Piala Asia 2023 dan Piala Dunia U20 terlalu mepet.

Menurutnya hal tersebut akan membuat Indonesia sebagai tuan rumah jadi keteteran, sebagai informasi Indonesia memang ditunjuk sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 tahun depan.

Sementara itu, dari jadwal terakhir sebelum pandemi dua kompetisi ini hanya berjarak empat hari yakni tanggal 20 Mei sampai 12 Juni dan 16 juni sampai 16 Juli. Memang belum ada kepastian soal kapan Piala Dunia U20 akan digelar. Oleh karena itu Iwan Bule menyebut akan mendiskusikannya terlebih dahulu dengan sang pelatih Shin Tae Young.

Nah itulah kebangkitan Tim Nasional Indonesia di Piala Asia. Bagaimana pendapat Anda apakah skuad Garuda bisa berbicara banyak di kompetisi terbesar di Benua Kuning tersebut?.***

Editor: Fajar Sidik Nur Cahyo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah