"Mencari 11 orang dari 270 juta rakyat Indonesia untuk membentuk tim nasional yang kompetitif tidak sulit, jika semua hal itu kita benahi dengan benar. Tim nasional sebuah negara hanya sekuat kompetisi liganya. Liga yang kuat akan menghasilkan tim nasional yang kuat. Liga lemah, tim nasional lemah. Sekarang, sudah saatnya sepak bola kita naik kelas," sebut Erick.
Selanjutnya ia juga menyampaikan, membenahi sepakbola bukan hanya urusan teknis seperti taktik dan formasi semata, namn uga dari manajerial, bisnis, penegakan hukum hingga political will dan dukungan.
Diketahui dalam kiprahnya di dunia sepakbola, Erick Thohir memiliki sejumlah pengalaman panjang. Bahkan dirinya pernah memiliki dan menjabat sebagai Presiden Inter Milan yang merpakan salah satu klub sepakbola terbesar di benua Eropa.
Saat itu Erick Thohir menggantikan Massimo Moratti, ia membenahi manajemen yang terpuruk hingga mendapatkan investasi dari Suning Holdings Grup asal China. Langkah tersebut dianggap sebagai terobosan baru mengingat klub tersebut terkesan tertutup untuk investasi Asing.
Atas jasanya tersebut, pihak manajerial Inter Milan pun pernah mengucapkan terimaksih kepadanya.
Ia juga pernah menjadi pemegang saham mayoritas di DC United, salah satu klub sepakbola di benua Amerika.
Dikancah nasional, Erick Thohir juga pernah menggelar Piala Presiden 2015 dibawah Mahaka Sport. Kompetisi ini digelar usai PSSI mendapatkan saksi dari FIFA yang kala itu dipimpin oleh La Nyalla.***