KILAS KLATEN - Manchester City didakwa telah melakukan lebih dari 100 pelanggaran mengenai laporan keuangan (Financial Fair Play) yang dilakukan dalam kurun waktu sembilan musim. Sembilan musim tersebut terhitung sejak musim 2009/2010 sampai 2017/2018.
Tuduhan ini dilayangkan setelah penyelidikan kurang lebih selama 4 tahun oleh komisi dari Premier League.
Penyelidikan dimulai sejak Maret 2019 menyusul bocornya dokumen terkait aktivitas keuangan City yang diterbitkan oleh media Jerman Der Spiegel. Tim papan atas Liga Inggris tersebut diduga melebih-lebihkan revenue dari sponsorship sekitar 2012 sampai 2016.
Selain itu, City juga dikabarkan memiliki denda sebesar 30 juta Euro yang kemudian dikurangi menjadi 10 juta Euro.
Baca Juga: Menang 1 - 0 Atas Manchester City, Tottenham Hotspur Pupuskan Harapan The Citizen Dekati Arsenal
Detailnya, Manchester City memiliki masalah yang berkaitan dengan informasi keuangan mengenai pendapatan, rincian remunerasi manajer dan pemain, peraturan UEFA, profitabilitas keberlanjutan dan kerjasama.
Jika juara bertahan Liga Inggris tersebut dinyatakan bersalah, mereka dihadapkan pada sanksi yang sangat merugikan. Dikonfirmasi Martyn Ziegler dari The Times melalui akun Twitternya, sanksi potensial yang mungkin saja dijatuhkan kepada City adalah pengurangan poin atau paling buruknya dikeluarkan dari Premier League.
Kemungkinan buruk lainnya tentu saja adalah Pep Guardiola akan mundur dari kursi kepelatihan. Hal ini sudah diungkapkan pelatih berdarah Spanyol tersebut 2022 silam. Pep dengan tegas akan langsung hengkang apabila pihak City berbohong padanya.