Network
KILAS KLATEN – Ketika berkendara kita pasti menemui banyak sekali stiker yang terpasang di kendaraan dari sepeda motor, mobil, dan lainnya, stiker yang terpasang terpasang beragam pula, mulai dari stiker quotes-quotes bijak, kata-kata populer, foto atau gambar, dan salah satunya stiker happy family.
Namun apa yang salah dengan stiker happy family atau keluarga ini ?
Seorang kriminolog dan juga mantan petugas polisi, Terry Goldsworthy mengatakan, ketika menggunakan stiker happy family pada kendaraan, secara langsung dia berarti telah menyebarkan informasi pribadi seperti struktur, nama, dan juga pekerjaan dari masing-masing anggota keluarga.
Penyebaran informasi tersebut juga sama seperti halnya informasi pribadi melalui media sosial seperti instagram atau twitter. Karena pemasangan sticker tersebut dapat menjadi petunjuk informasi untuk penjahat melancarkan aksi kejahatannya, maka dari itu Terry melarang adanya pemasangan tersebut pada kendaraan.
Baca Juga: Hati-hati! Aquaplaning Sering Terjadi Ketika Berkendara saat Musim Hujan, Begini Cara Mengatasinya
Kasus yang terjadi akibat dari pemasangan stiker ini terjadi pada seorang wanita bernama Kathleen Wiggins di Florida, Amerika Serikat yang menjadi sasaran penjahat setelah dia memasang stiker happy family di kaca mobil, menurutnya stiker yang ia pasang berisi pekerjaan suaminya sebagai angkatan laut memberi yang seakan memberi tahu Kathleen hanya seorang diri di rumah.
Ini karena tentara sering bepergian ke luar daerah, stiker tersebut juga memperlihatkan dia yang tinggal bersama anak kecil dan anjing peliharaannya saja, ini yang membuat penjahat mengetahui jika di dalam rumah tersebut tidak sepenuhnya aman dan ada sosok kuat yang bisa melindungi penghuninya.
Pemasangan stiker populer pada bumper atau bagian kendaraan yang berisi hal sensitif maka sebaiknya tidak dipasang, walaupun informasi yang disampaikan terbatas hal tersebut dapat memudahkan penjahat untuk mengetahui kondisi yang ada serta memudahkan aksi kejahatannya.
Stiker happy family dapat menjadi petunjuk predator anak atau penculik dalam mengetahui waktu yang tepat untuk melakukan aksinya di saat orang tua nya pergi atau meninggalkan anaknya sendirian disana.
