Gencar Mobil Listrik, Simak Bahaya Limbah Baterai B3 bagi Lingkungan

- 18 Februari 2023, 13:09 WIB
Ilustrasi - Bahaya Limbah Baterai B3 Bagi Lingkungan
Ilustrasi - Bahaya Limbah Baterai B3 Bagi Lingkungan /Pexels.com / Kindel Media/

KILAS KLATEN – Motor dan mobil listrik sekarang ini menjadi perbincangan hangat di masyarakat, terutama setelah adanya berita mobil buatan Esemka yang bertenaga listrik menjadikan mobil listrik trending di internet.

Namun tahukah anda bahwa mobil listrik ditenagai oleh baterai yang kandungan di dalamnya dapat membahayakan lingkungan sekitar.

Baterai merupakan komponen yang penting bagi kehidupan sehari – hari sebagai sumber daya bagi peralatan elektronik seperti smartphone, senter, jam tangan, dan sekarang ada mobil listrik.

Meskipun sekarang mobil listrik sedang naik daun dan penggunaannya disinyalir lebih ramah lingkungan dibandingkan motor berbahan BBM.

Namun ketika baterai sudah habis atau rusak, maysarakat awam bisanaya membuangnya dan dicampur dengan limbah rumah tangga lain.

Padahal kandungan dalam baterai sendiri terdapat bahan B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) yang dapat merusak lingkungan.

Baca Juga: 2023 Eranya Mobil Listrik? Berikut 5 Mobil Listrik di IIMS 2023, Ada Esemka dari Indonesia!

Kandungan Baterai yang Berbahaya

Dikutip dari arahenvironmental.com baterai umumnya dibagi menjadi dua yaitu baterai sekali pakai yang disebut baterai primer dan baterai yang dapat diisi ulang disebut sebagai baterai sekunder. Pada baterai primer komponen utama yang menyusunnya adalah zinc, karbon, mangan, dan kadmium.

Komponen tersebut dapat membahayakan lingkungan karena dapat terserap oleh dengan cepat oleh tanah kemudian diserap oleh tumbuhan.

Jika terjadi hujan material dari baterai tersebut dapat terhanyut ke sungai dan masuk kedalam tubuh ikan sehingga menjadikan daging ikan tersebut beracun untuk dikonsumsi manusia.

Sedangkan pada baterai sekunder contohnya bateri Li – ion atau Lithium banyak digunakan pada smartphone, laptop, dan kendaraan listrik, yang didalamnya terdapat unsur lithium yang mudah bereaksi dengan oksigen dan air.

Selain unsur lithium terdapat juga unsur timah, dan asam sulfat yang berbahaya bagi manusia jika terhirup.

Baca Juga: Esemka Pamerkan Mobil Listrik di IIMS 2023, Bantah Tak Ada Sangkut Paut Pilpres 2024

Penanganan Limbah Baterai Bekas

Limbah baterai bekas dapat dipisahkan dengan sampah lain dan dikumpulkan dalam wadah terpisah.

Setelah itu anda dapat mengirimkan limbah baterai tersebut ke pusat pengolahan E-waste yang dikelola oleh Kementerian Lingkungan Hidup (KLHK) yang ada di kota-kota anda.

E – waste tidak hanya melakukan penanganan terhadap baterai saja, namun juga barang elektronik lainnya. ***

Editor: Fajar Sidik Nur Cahyo

Sumber: arahenvironmental.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x