Begitu Dito keluar dari kamar mandi, “Oh Kakak ingat. Ulang tahun Retno ya? Selamat ulang tahun ya adikku sayang. Semoga sehat selalu dan tambah pintar.”
“Retno ingin kue dan es krim, Kak, yang biasanya Ibu belikan,” kata Retno merengek.
Dito terdiam sambil mengenakan seragamnya. Otaknya berputar-putar mencari alasan.
“Hmmm.. Nanti pulang sekolah kita beli es krim-nya ya. Sekarang sekolah dulu.”
“Sungguh ya Kak?” kata Retno smabil tersenyum.
Dito mengangguk pelan.
Hari ini Retno pulang lebih siang daripada Dito karena ada les. Dito mengayuh sepedanya di pasar. Dilihatnya sebuah toko yang memajang kue ulang tahun dari etalasenya. Dito melihat kue tersebut, dan, harganya satu buah kue bisa buat membeli 5 kilogram beras, batin Dito. Tanpa ia sadari, Pak Ujang, pemilik toko kue, melihat dari dalam toko.
“Ada apa, Dito? Kamu mau membeli kue?” tanya Pak Ujang.
“Tidak kok, Pak, hanya melihat-lihat saja,” kata Dito dengan berat sambil mendorong sepedanya menjauh.