Seperti Apa Sih Adab Menerima Tamu saat Lebaran? Yuk Simak Penjelasannya

- 25 April 2023, 13:50 WIB
Ilustrasi - Adap seorang muslim dalam menerima tamu
Ilustrasi - Adap seorang muslim dalam menerima tamu /Pexels.com/Thirdman/

KILAS KLATEN - Memuliakan tamu merupakan tradisi serta perangai mulai para nabi dan orang-orang terdahulu.

Banyak hadis dan riwayat yang menganjurkan kita untuk memuliakan tamu. Bahkan, ada yang mengaitkannya dengan keimanan, seperti halnya hadits berikut:   

مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ Artinya, “Siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, maka muliakanlah tamunya,” (H.R. Malik).   

Di momen hari raya atau lebaran ini, kita mungkin kedatangan banyak tamu yang silaturahim ke rumah, baik tamu dekat maupun tamu jauh, termasuk saudara, kerabat, dan teman sehingga memiliki banyak kesempatan untuk memuliakannya.

Baca Juga: Adab Ziarah Kubur Menjelang Bulan Ramadhan yang Perlu Anda Pahami

Adap Memuliakan Tamu

Memuliakan tamu memiliki sejumlah adab atau etika yang harus kita perhatikan, antara lain sebagai berikut:    

1. Menjawab Salam

Menjawab salam yang Disampaikan Tamu Menjawab salam yang disampaikan tamu sudah dicontohkan oleh Nabi Ibrahim a.s., sebagai nabi yang paling istimewa dalam memuliakan tamu.

Hal itu seperti yang dilansir dalam Al-Quran: (Cerita itu bermula) ketika mereka masuk (bertamu) kepadanya, lalu mengucapkan, “Salam.” Ibrahim menjawab, “Salam.” (Mereka) adalah orang-orang yang belum dikenal, (QS. Adz-Dzariyat 51]: 25). 

Saat Lebaran Bahkan dikisahkan, saking mulianya akhlak Nabi Ibrahim terhadap tamu, ia tidak pernah mau makan sendirian.

Ketika tak ada tamu yang datang, ia segera mengirim utusan untuk mencarikan orang yang mau makan bersamanya. (Lihat: Muhammad, Shalih Al-Munjid, Silsilatul Adab, jilid VIII, halaman 2).  

Baca Juga: Adab Seorang Istri Terhadap Suami Menurut Imam Al-Ghazali 

2. Menyambut Tamu dengan Gembira

Tamu yang datang ke rumah hendaknya disambut dengan hangat, wajah ceria, murah senyum dan rendah hati.

Tidak menunjukkan wajah sedih atau bingung, apalagi muka masam dan cemberut. Sebaliknya, tunjukkanlah sikap perhatian, kegembiraan, dan antusias terhadap tamu.

Yakinlah tamu yang datang membawa berkah bagi tuan rumah dan membawa rezekinya sendiri. Kemudian jangan sungkan dan ragu untuk menjamu dan melayaninya. Ingatlah sabda Rasulullah saw.

 وَتَبَسُّمُكَ فِي وَجْهِ أَخِيكَ صَدَقَةٌ

Artinya, “Senyummu di hadapan wajah saudaramu adalah sedekah,” (HR. Al-Bukhari). 

Khusus di momen lebaran atau hari raya Idul Fitri, begitu tamu datang, sampaikan sapaan hangat, ucapan selamat hari raya atau selamat lebaran, serta permohonan saling memaafkan. 

Baca Juga: Hikmah, Adab dan Cara Berpakaian Menurut Penjelasan Imam Al-Ghazali dari Kitab Minhaj Al-Arifin

3. Senantiasa Menemani dan Melayani Tamu 

Tamu yang datang ke rumah kita hendaknya ditemani dan dilayani. Jangan ditinggalkan atau apalagi dibiarkan begitu saja kecuali ada kebutuhan penting.

Kendati ditinggalkan jangan terlalu lama dan sebaiknya disampaikan alasannya dengan baik. Keperluan atau kebutuhannya dipenuhi selagi mampu dan tersedia.

Jika tamunya baru dan cukup lama, tunjukkan kepadanya di mana kamar mandi, tempat shalat, arah kiblat, dan kamar istirahatnya jika bertamu sampai menginap. Layanilah dengan sebaik-baiknya dan buatlah senyaman-nyamannya.           

4. Menjamu dengan Makanan Kesukaan

Sebagai bentuk ketaatan terhadap anjuran syariat, menjamu tamu harus dilakukan dengan baik.

Utamakan menjamunya dengan makanan kesukaannya. Jika makanan belum siap, setidaknya minuman terlebih dahulu disuguhkan.***

Editor: Fajar Sidik Nur Cahyo

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x