Data Pengguna Diduga Bocor 487 Juta, WhatsApp: Tuduhan Tidak Berdasar

- 30 November 2022, 19:50 WIB
Data Pengguna Diduga Bocor 487 Juta, WhatsApp: Tuduhan Tidak Berdasar
Data Pengguna Diduga Bocor 487 Juta, WhatsApp: Tuduhan Tidak Berdasar /pexels/anton

KILAS KLATEN - Diduga data pengguna Whatsapp bocor 487 juta, hal ini dibantah langsung oleh aplikasi yang berada dalam naungan Meta tersebut.

Whatsapp menegaskan laporan  kebocoran  data yang beredar tidak berlandaskan bukti.

Isu perihal bocornya data Whatsapp bermula dari laporan dari Cybernews. Berdasarkan hasil penelitian situs media online berbasis  penelitian tersebut, mengungkapkan sebuah iklan di forum peretasan 16 November 2022.

Iklan tersebut membuat informasi penjualan 487 juta nomor ponsel pengguna Whatsapp.

Dalam sebuah keterangan resmi, seorang juru bicara meta melabeli laporan spekulatif dan tangkapan layar yang tak berdasar.

“Perusahaan tidak menemukan bukti  kebocoran data pengguna  pada sistem Whatsapp,” dikutip dari keterangan resmi meta, dilansir dari China Morning Post.

Baca Juga: Hati-Hati Data Pribadi Tersebar di Sosial Media, Begini Bahaya Doxing

Data dari Cybernews, Whatsapp tercatat memiliki dua miliar pengguna aktif di seluruh dunia.

Keterangan tersebut menjelaskan bahwa Meta sangat serius menyikapi tudingan perihal pelanggaran keamanan layanan ini.

Mereka mengaku telah mengambil langkah segera guna menyelidiki  lebih lanjut perihal klaim yang dibuat dalam artikel tersebut.

Sementara Cybernews juga menyampaikan bahwa kumpulan data tersebut dari pengguna dari 84 negara.

Dan terdapat kurang lebih 130.131 data pengguna dari Indonesia.

Mesir menjadi negara yang memiliki dampak yang sangat besar terkait dengan kebocoran data pengguna Whatsapp.

Baca Juga: AWAS! Data Pengguna WhatsApp Dijual di Forum Hacker Internasional, Indonesia Aman?

Mesir diperkirakan mencapai 45 juta pengguna mengalami kebocoran data.

Lalu disusul Italia  dengan 36 juta pengguna dan berikutnya Amerika Serikat 32 juta pengguna.

Beberapa data yang bocor diduga juga berasal dari beberapa negara seperti 10 juta orang Rusia.

11 Juta nomor telepon warga Inggris dan 2,9 juta jumlah pengguna aktif whatsapp Hongkong.

Sementara pelaku yang mengaku membocorkan data pengguna Whatsapp mengaku bahwa mereka menjual kumpulan data seharga US$ 7.000 untuk AS, US$ 2.500 untuk Inggris, dan US$ 2.000 untuk Jerman.

Sebagian besar data yang bocor digunakan untuk menyerang  smishing dan vishing.

Dan disarankan pengguna Whatsapp tetap waspada dan tidak menerima panggilan dari nomor yang tidak dikenal.

Baca Juga: Menkes: Data yang Diretas Bjorka Bukan Milik Pengguna PeduliLindungi

Peretas tidak memberikan detail informasi bagaimana mereka mengumpulkan data pengguna whatsapp yang bocor.

Sebelumnya isu tentang kebocoran data pengguna Whatsapp sudah kerap terjadi.***

Editor: Fajar Sidik Nur Cahyo

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x