Network
Selain itu, Tinder menegaskan bahwa sebuah akun harus untuk satu orang, dan bahwa pengguna yang memiliki hubungan poli dan hubungan terbuka harus membuat akun terpisah untuk setiap pasangan. Ini berarti bahwa pasangan tidak boleh menggunakan satu akun untuk menemukan pasangan potensial.
Baca Juga: Google Aktifkan Streaming Aplikasi Chromebook, Untuk Apa Fungsinya? Ini Penjelasannya
Pedoman yang diperbarui menguraikan bahwa pengguna tidak boleh berpura-pura menjadi orang lain, atau mengajukan laporan palsu terhadap orang lain. Tinder juga mengingatkan pengguna untuk menghormati batasan-batasan orang lain, dengan mencatat bahwa pengguna tidak boleh membagikan konten secara berlebihan di platform.
"Mayoritas anggota Tinder berusia 18-25 tahun, dan Tinder sering kali menjadi pengalaman kencan pertama mereka," ujar Ehren Schlue, SVP of Member Strategy Tinder, dalam siaran persnya. "Untuk memandu para pengguna yang lebih muda ini saat mereka memulai perjalanan kencan mereka, Tinder menggunakan penyegaran kebijakan ini untuk mengingatkan dan mengedukasi para anggota mengenai kebiasaan kencan yang sehat, baik secara online maupun dalam kehidupan nyata.”
Pedoman komunitas yang diperbarui ini hadir karena Tinder baru-baru ini memperkenalkan pembaruan bertenaga AI pada fitur Verifikasi Foto yang memungkinkan pengguna untuk membuktikan kepada orang lain bahwa mereka bukan bot atau catfisher.
Baca Juga: Meta Akan Hentikan Aplikasi Messenger Untuk Apple Watch Pada 31 Mei
Di masa lalu, pengguna harus mengambil foto diri mereka sendiri untuk diverifikasi di aplikasi kencan dan menerima centang biru. Sekarang, Tinder memperkuat proses ini dengan mengharuskan selfie video, bukan foto. Aplikasi ini juga akan segera memungkinkan pengguna untuk membatasi obrolan mereka hanya dengan anggota yang juga terverifikasi foto.***
