Network
KILAS KLATEN - Instagram hari ini mengumumkan peluncuran aplikasi jejaring sosial berbasis teks, Threads, yang memungkinkan pengguna Instagram untuk mengautentikasi dengan kredensial yang ada untuk memposting pembaruan singkat, termasuk teks hingga 500 karakter, tautan, foto, dan video berdurasi hingga 5 menit.
Pada saat peluncurannya, Threads tersedia di iOS dan Android di 100 negara, meskipun tidak di Uni Eropa, kabarnya karena adanya kekhawatiran mengenai kepatuhan terhadap peraturan privasi data lokal. Pengguna dapat masuk dengan kredensial Instagram mereka, di mana nama pengguna dan status verifikasi mereka akan terbawa. Namun, profil Threads juga bisa dikustomisasi secara mandiri.
Baca Juga: Threads, Pesaing Twitter Dari Instagram, Rilis Pada 6 Juli
Keberadaan aplikasi ini pertama kali diketahui oleh MoneyControl pada bulan Maret ini dan kemudian dikonfirmasi oleh Platformer. Pada bulan Juni, Meta mempratinjau aplikasi tersebut kepada karyawan selama pertemuan di seluruh perusahaan.
Sementara saingan Twitter yang didukung oleh Jack Dorsey, Bluesky, semakin populer dalam beberapa bulan terakhir, dengan memanfaatkan protokol terdesentralisasi, AT Protocol, aplikasi baru Instagram akan segera menawarkan dukungan untuk ActivityPub, protokol jejaring sosial yang sama dengan yang digunakan oleh saingannya di Twitter yaitu Mastodon, bersama dengan aplikasi federasi lainnya.
Namun, ini tidak hanya jadi persaingan dengan Twitter, melainkan juga menempatkan Threads dalam persaingan dengan klien Mastodon lainnya, termasuk aplikasi indie seperti Ivory dan Mammoth yang didanai Mozilla. Pemilik Flipboard, Medium, dan WordPress.com, Automattic, juga telah berinvestasi di ekosistem Mastodon di tengah-tengah eksodus Twitter.
Baca Juga: Rilis Besuk, Apa itu Threads? Aplikasi Pesaing Twitter dari Mark Zuckerberg
Namun, masuknya Meta ke dalam web sosial terdesentralisasi terbuka telah menimbulkan kekhawatiran bahwa Meta berencana untuk memberlakukan strategi "rangkul, kembangkan, dan matikan" yang dirancang untuk memungkinkannya mendominasi di pasar yang sedang berkembang ini, mirip dengan bagaimana Google menguasai email berbasis web.
Perlu dicatat, bagaimanapun, bahwa Meta tidak memiliki rekam jejak yang baik dalam hal membangun aplikasi yang berdiri sendiri.
