KILAS KLATEN - Kabar PHK dari perusahaan raksasa kembali berhembus setelah Twitter dan Meta sudah melakukan Pemutusan Hubungan Kerja besar-besaran terhadap ribuan karyawan.
Tersebar isu kali ini yang akan melakukan PHK massal adalah perusahaan e-commerce raksasa dari Amerika, Amazon.
Jumlah karyawan yang bakal terdampak oleh langkah tersebut dikabarkan tidak tanggung-tanggung, yakni 10.000 orang.
Berdasarkan informasi dari Koran Amerika Serikat, The New York Times, mewartakan raksasa e-commerce itu disebut bakal mengumumkan pemangkasan pekerja pekan ini.
Karyawan yang akan di PHK menyasar semua divisi mulai dari mulai dari divisi perangkat teknologi Alexa, ritel, dan sumber daya manusia (SDM).
Baca Juga: Relokasi Bisnis di Tengah Isu PHK Massal? Begini Penjelasan Menteri BKPM, Bahlil Lahadalia
Hingga saat ini pihak Amazon masih belum memberikan tanggapan dan klarifikasi mengenai isu PHK massal ini.
Beberapa bulan yang lalu Amazon menyatakan telah membekukan perekrutan karyawan baru yang berlaku untuk beberapa bulan ke depan, menyusul ketidakpastian ekonomi serta pertumbuhan karyawan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir.
Amazon mengalami pertumbuhan penjualan yang cukup lesu sepanjang akhir tahun ini, bahkan menjadi yang paling lambat dalam sejarah persero.
Dalam laporan keuangan terakhir, Amazon pada kuartal ketiga tahun ini membukukan kenaikan penjualan bersih 15 persen secara tahunan (yoy) menjadi US$127,1 miliar.
Dan Labanya pada jangka waktu yang sama turun dari US$3,2 miliar menjadi US$2,9 miliar.
Amazon merupakan E-Commerce yang tumbuh gemilang dalam beberapa tahun terakhir ini.
Bahkan CEO Amazon Jeff Bezos beberapa kali tercatat sebagai orang terkaya di dunia menyingkirkan CEO Microsoft Bill Gate.***