Harga Minyak Naik Sekitar 1 Persen saat Tanda Perlambatan Produksi AS

- 19 Agustus 2023, 12:55 WIB
Ilustrasi - Tiga barel minyak dengan panah merah di latar belakang peta dunia. Naiknya harga minyak. ANTARA/Shutterstock/pri.
Ilustrasi - Tiga barel minyak dengan panah merah di latar belakang peta dunia. Naiknya harga minyak. ANTARA/Shutterstock/pri. /

Namun minggu ini, harga minyak turun sekitar 2,0 persen dari minggu lalu, karena krisis properti yang memburuk di China menambah kekhawatiran tentang pemulihan ekonomi yang lamban dan mengurangi minat investor terhadap aset-aset berisiko di seluruh pasar.

"Kekhawatiran bagi investor tetap terfokus pada ketegangan antara pertumbuhan global yang melambat dan pasokan global yang masih ketat," kata Rob Haworth, manajer portofolio senior di US Bank Asset Management.

"Harga kemungkinan akan tetap di kisaran ketat untuk saat ini," kata Haworth, menambahkan bahwa permintaan dipertanyakan karena investor khawatir dengan lemahnya data dari China.

Kekhawatiran juga memuncak bahwa Federal Reserve AS belum selesai menaikkan suku bunga untuk mengatasi inflasi.

Baca Juga: Mengenal Jenis -jenis Bahan Bakar Minyak yang Ada di Indonesia

Biaya pinjaman yang lebih tinggi dapat menghambat pertumbuhan ekonomi dan pada gilirannya mengurangi permintaan minyak secara keseluruhan.

Harga acuan minyak semakin tertekan oleh melemahnya permintaan musiman menjelang musim gugur, kata Jay Hatfield, CEO Infrastructure Capital Management.

Hatfield memperkirakan permintaan akan bertahan di China, meskipun ekonominya melambat dan memperkirakan harga minyak akan diperdagangkan antara 75 dolar AS hingga 90 dolar AS per barel selama beberapa bulan mendatang.***

Halaman:

Editor: Fajar Sidik Nur Cahyo

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah