Network
KILAS KLATEN - Tidur yang berkualitas bukan hanya tergantung pada jumlah jam tidur, namun juga bagaimana kita mengatur pola kebiasaan jam tidur.
Apabila kekurangan waktu tidur yang berkualitas, maka dapat mempengaruhi suasana hati dan tubuh atau yang disebut dengan mood swing.
Hal ini bisa menjadi efek negatif psikologis seperti misalnya konsentrasi yabg butuh, mudah marah, sedih, stress, atau lebih daripada biasanya.
Dalam jangka panjang masalah tidur juga dapat memperburuh kondisi kesehatan mental bahkan bisa depresi atau rasa gelisah.
Menurut survey ditemukan bahwa hal tersebut melebihi depresi 69% dari waktu ke waktu dan kecemasan 27% dari waktu ke waktu.
Baca Juga: Merasa Sulit Tidur di Malam Hari? Lakukan Relaksasi Berikut Ini Agar Bisa Cepat Tidur
Hal ini kekurangan tidur meningkatkan kemungkinan individu mengalami pikiran negatif yang intens atau perasaan rentan secara emosional.
Penelitian di Exeter menunjukkan bahwa ketika menderita kesulitan tidur, kita lima kali lebih mungkin mengalami depresi, dan kemungkinan mengalami kecemasan atau gangguan panik bahkan lebih besar.
Karena bahkan satu malam gelisah dapat menyebabkan orang menjadi mudah tersinggung, sensitif, dan murung keesokan harinya, dapat dibayangkan bahwa kurang tidur kronis dapat menyebabkan masalah suasana hati jangka panjang.
Penelitian telah mengaitkan masalah tidur kronis dengan depresi, kecemasan, dan tekanan mental.
Dalam penelitian, orang yang tidur empat setengah jam per malam dilaporkan merasa lebih stres, sedih, marah, dan kelelahan mental.
Baca Juga: Ingin Tidur Nyenyak di Malam Hari? Coba Lakukan Hal Berikut Ini
Dalam studi lain, orang yang tidur empat jam per malam menunjukkan penurunan tingkat optimisme dan kemampuan bersosialisasi sebagai fungsi dari hari-hari kurang tidur.
Kabar baiknya, semua gejala ini membaik saat orang kembali ke pola dan jadwal tidur normal. Yang disarankan adalah 6 hingga 8 jam pada orang dewasa.***
