Kilas Klaten – Adaptasi live action TV dari anime telah terbukti jauh lebih sukses dalam sejarah baru-baru ini dibandingkan dengan adaptasi film live action.
Meskipun ada adaptasi film live action yang sukses dari anime seperti Bleach, film Rurouni Kenshin, dan Alita: Battle Angel, sebagian besar adaptasi film live action dari anime cenderung tampil buruk, baik dari segi kritik maupun komersial.
Dalam beberapa kasus, ada film anime live action yang merusak materi sumber mereka karena ketidakakuratan mereka, dan pacing yang buruk dalam penceritaan mereka masing-masing.
Sementara One Piece, Alice in Borderland, dan Yu-Yu Hakusho telah lebih berhasil dengan penonton.
Meskipun adaptasi film dapat berhasil, mereka menghadapi banyak tantangan dan hambatan yang melekat pada struktur naratif film yang lebih tertutup daripada TV.
Berikut adalah rahasia kesuksesan anime live action serial TV dibanding film.
Serial TV Anime Live action Lebih Mudah Diakses
Keuntungan besar yang dimiliki adaptasi TV dibandingkan dengan adaptasi film anime adalah kenyamanannya.
Meskipun tujuan utama pergi ke bioskop adalah menikmati pengalaman menonton film, risiko besar yang terlibat adalah perasaan membuang waktu jika film tersebut tidak memenuhi harapan.
Baca Juga: Inilah Sosok Pahlawan Dalam One Piece, Bukan Luffy, Tapi Sosok Inilah!
Aktor dalam Serial TV Anime Live action Dapat Tua Bersama Karakternya
Adaptasi film akan menghabiskan uang untuk riasan yang tidak meyakinkan untuk membuat mereka terlihat sesuai, mempekerjakan aktor baru untuk menggantikan mereka jika mereka terlalu tua, atau mengabaikan arc penting sepenuhnya.
Adaptasi TV dari anime akan mendapatkan manfaat dari lompatan waktu karena aktor dapat secara alami menua bersama karakter mereka, sehingga menambahkan keakuratan dan penggambaran yang lebih otentik.
Serial TV Anime Live action Menggunakan Pengisi Suara Asli
Adaptasi TV live action, seperti One Piece, cenderung menghindari kesalahan ini dengan mempekerjakan jasa penuh dari pemeran suara asli untuk dubbing seri mereka masing-masing.
Dalam kasus One Piece, seluruh pemeran suara Jepang mendubbing karakter-karakter mereka untuk acara Netflix.
Serial TV Anime Live action Menggunakan Anggaran Dengan Lebih Baik
Kekurangan lain yang dialami oleh adaptasi film live action dari anime dan manga adalah distribusi anggaran mereka yang tidak merata.
Baca Juga: Pencipta One Piece Jawab Pertanyaan Soal Kenapa Tidak Membunuh Karakternya Sendiri
Dalam kasus One Piece, setiap episode dikatakan memiliki biaya produksi sebesar $18 juta, dan setiap episode sangat diuntungkan dari keputusan ini.
Adaptasi live action One Piece dapat mendistribusikan sumber daya ke tempat-tempat yang tepat, dan setiap episode memiliki tingkat kualitas yang tinggi sebagai hasilnya.
Lebih Banyak Karakter Bisa Dimasukkan dalam Serial TV Anime Live action
Mungkin salah satu kelemahan terbesar dari adaptasi film live action dari anime adalah jumlah karakter yang dapat mereka masukkan.
Karena sebagian besar produksi film utama berdurasi sekitar 120 menit aksi, ada batas berapa banyak yang dapat dihasilkan produsen tanpa membuatnya terasa berantakan.
Baca Juga: Komik One Piece 1102 Sub Indo & Prediksi OP Chapter Terbaru
Aktor Karakter Cenderung Lebih Dapat Dipercaya dalam Adaptasi Serial TV Anime Live action
Sementara adaptasi film anime dan manga telah mengandalkan bintang Hollywood terkenal untuk menarik penonton lebih besar, aktor tersebut cenderung lebih terkenal daripada karakter mereka masing-masing, sehingga membuat sulit untuk percaya pada peran mereka.
Serial TV Anime Live action Punya Waktu untuk Filler
Salah satu kekuatan terbesar dari adaptasi serial TV live action dari anime adalah bahwa mereka dapat lebih banyak menyentuh filler dan karakter serta alur cerita yang kurang penting dari sumber materi mereka.
Baca Juga: Menegangkan! Inilah Yang Akan Dihadapi Zoro Di One Piece Lice Action Season 2
Serial TV Anime Live action Menawarkan Ruang Lebih Untuk Mengembangkan Karakter dan Alur
Adaptasi TV live action sangat diuntungkan dengan menyertakan beberapa alur cerita dan karakter, karena mereka dapat mengembangkannya dengan lebih mudah daripada film.
Film memiliki jumlah menit yang terbatas untuk menangkap momen kunci adaptasi masing-masing, memperkenalkan karakter kunci mereka.