Selamat Tinggal Manga! Segera, Manga Tidak Lagi Tersedia di Situs Web Bajakan

- 20 April 2024, 06:32 WIB
Ilustrasi Manga One Piece seri terbaru yang ceritakan keseruan peran Bonney menghadapi Luffy sang bajak laut
Ilustrasi Manga One Piece seri terbaru yang ceritakan keseruan peran Bonney menghadapi Luffy sang bajak laut /ilustrasi/denpasarupdate.com

KILAS KLATEN – Sebentar lagi, mungkin manga tidak akan lagi tersedia di situs web bajakan.

Putusan bersejarah dalam industri manga menandai perlawanan terhadap pembajakan global.

Pada 18 April 2024, Mangamura Jepang, yang dahulu merupakan situs pembajakan manga terbesar, dihukum membayar 1,7 miliar yen atau sekitar US$11 juta.

Putusan terkait manga ini merupakan kompensasi terbesar yang pernah diberikan dalam sejarah Jepang sebagai ganti kerusakan akibat situs pembajakan.

Mangamura mulai beroperasi pada Februari 2016 dan dengan cepat menjadi sangat populer, dengan lebih dari 537 juta akses pada puncaknya.

Baca Juga: Sebuah Manga Viral Menggambarkan Sukuna Mengambil Alih Gojo Jujutsu Kaisen

Situs ini menyediakan sekitar 70.000 volume manga dan diperkirakan menyebabkan kerugian hingga 320 miliar yen sebelum akhirnya ditutup pada April 2018.

Gugatan terhadap Mangamura diajukan oleh beberapa perusahaan penerbit besar, termasuk Shogakukan, Kadokawa, dan Shueisha.

Pengadilan Distrik Tokyo mengeluarkan perintah pembayaran kompensasi pada 8 April, menandai langkah besar dalam perlawanan terhadap pembajakan di Jepang.

Penyelidikan menyatakan bahwa Mangamura secara manual mengunggah gambar-gambar manga dan terhubung dengan server pihak ketiga yang menyediakan materi ilegal.

Pada Juni 2021, operator Mangamura sebelumnya telah dijatuhi hukuman penjara selama tiga tahun.

Meskipun demikian, operator tersebut menyatakan kekecewaan terhadap putusan pengadilan terbaru dan mempertimbangkan untuk mengajukan pengadilan ulang, dengan mengutip kendala keuangan sebagai alasan.

Tidak hanya Mangamura, platform pembaca manga lainnya seperti Tachiyomi juga menghadapi permasalahan serupa.

Tachiyomi menggunakan modus operandi yang mirip tetapi berhasil menghindari konsekuensi hukum dengan memblokir koneksi pihak ketiga dan menghentikan pengembangan.

Baca Juga: Majalah Weekly Shonen Jump Ungkap Cuplikan Tiga Manga Baru

Upaya Jepang untuk mengatasi pembajakan telah menghasilkan penurunan signifikan dalam pembajakan manga domestik, yang turun hampir dua per tiga dari 1,019 triliun yen pada 2021 menjadi 381,8 miliar yen pada 2023.

Namun, tantangan pembajakan masih terus meningkat di luar Jepang.

Menurut laporan Nikkei, pembajakan video dan penerbitan luar negeri meningkat lima kali lipat dari tahun 2021 hingga 2022.

Pelaku pembajakan mampu menyembunyikan lokasi server mereka, sehingga sulit untuk melakukan penuntutan hukum.

Sebagai contoh, Aniwatch, situs pembajakan anime terbesar di dunia, dengan cepat pindah lokasi setelah dikeluarkan perintah pemblokiran di India.

Sementara Jepang mencatat penurunan dalam pembajakan, kelompok anti-pembajakan CODA terus melanjutkan upayanya dengan bekerja sama dengan mitra di Amerika Serikat untuk mengatasi pembajakan secara global.

Baca Juga: Perbedaan Parasyte The Grey Live Action Dan Manga Serta Kunci Yang Menghubungkan Part 1 Dan 2

Perpanjangan kontrak dengan Motion Picture Association (MPA) bertujuan untuk mengembangkan strategi baru dalam melawan pelanggaran hak cipta online dan meningkatkan inisiatif perlindungan hak cipta bersama.

Langkah-langkah ini menunjukkan upaya serius untuk mengatasi masalah pembajakan manga dan konten digital secara global.

Meskipun pembajakan telah menurun di Jepang, tantangan yang dihadapi oleh industri manga dan hiburan online masih memerlukan kerja keras untuk melindungi hak cipta dan kekayaan intelektual dari pelanggaran.

Semoga upaya ini dapat memberikan perlindungan yang lebih baik bagi karya-karya seni dan industri kreatif di masa depan.***

Editor: Fajar Sidik Nur Cahyo

Sumber: OtakuKart


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah