KILAS KLATEN - Kalimat bertahan hidup, mungkin agak kasar. Namun, itulah yang dirasakan penderita diabetes sebelum abad ke-20, tepatnya sebelum insulin ditemukan pada tahun 1921.
Penderita diabetes sebelum penemuan insulin, dapat dipastikan bahwa hidupnya tak akan bertahan lama. Dokter pun tidak bisa melakukan banyak.
Pengobatan yang paling efektif saat itu ialah dengan melakukan diet ketat terhadap konsumsi karbohidrat. Meski dinilai memperpanjang harapan hidup, cara tersebut tidak efektif.
Diet karbo yang keras, terkadang menyebabkan pasien diabetes meninggal karena kelaparan. Bagaimana tidak, dalam sehari mereka diharuskan mengonsumsi maksimal 450 kalori.
Baca Juga: Diperingati Setiap 14 November, Ternyata Begini Sejarah dan Makna Hari Diabetes Sedunia
Dikutip dari buku Discovery of Insulin yang ditulis Michael Bliss. 100 tahun lalu, kira-kira pada tahun 1889, dua peneliti Jerman, Oskar Minkowski dan Joseph von Mering, mengamati anjing yang ternyata juga mengalami gejala serupa diabetes.
Mereka meneliti pankreas anjing, dan mendapat kesimpulan bahwa pankreas adalah tempat di mana "zat pankreas" (insulin) diproduksi.
Eksperimen kemudian mempersempit pencarian ini ke sel Langerhans. Lalu pada tahun 190, Sir Edward Albert Sharpey-Shafer mendapatkan hasil yang menyatakan hanya ada satu bahan kimia yang hilang dari pankreas penderita diabetes.
Dia memutuskan untuk menyebutnya sebagai insulin, yang berasal dari kata Latin insula, yang berarti "pulau."
Baca Juga: Tragis! Perawat di Inggris Meracuni Bayi dengan Insulin, 7 Orang Meninggal