Mengenal Tradisi Sungkem dan Maknanya saat Momen Lebaran

- 22 April 2023, 10:25 WIB
Mengenal Tradisi Sungkem dan Maknanya saat Momen Lebaran
Mengenal Tradisi Sungkem dan Maknanya saat Momen Lebaran /uut herawati/Instagram

KILAS KLATEN - Saat kita memasuki hari raya idul fitri atau yang lebih akrab kita sebut dengan lebaran, banyak tradisi yang dilakukan guna menyambut atau dilakukan saat lebaran tiba, di berbagai daerah memiliki tradisinya tersendiri, salah satunya adalah tradisi sungkem.

Sungkeman merupakan salah satu tradisi di Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran. Umumnya, hal ini biasa terjadi di lingkungan masyarakat Indonesia saat momen berkumpul dan bersilaturahmi dengan keluarga maupun kerabat.

Tak hanya sekedar berkumpul, pada saat Lebaran pun umat Muslim banyak yang memanfaatkan momen tersebut untuk saling memaafkan. Tradisi saling memaafkan inilah yang akhirnya dikenal dengan istilah sungkeman.

Diketahui, tradisi sungkeman berasal dari budaya suku Jawa, yang menggambarkan bakti kasih dari anak kepada orang tua. Hal ini sesuai dengan makna dari kata sungkem yang berarti sujud atau tanda bakti

Sungkeman menjadi sebuah ritual yang tidak terlewatkan saat Lebaran tiba. Hingga kini, tradisi sungkeman masih melekat kuat pada masyarakat Indonesia, dan siapapun bisa ikut melestarikan tradisi ini kepada generasi berikutnya.

Baca Juga: 5 Tips Menghadapi Pertanyaan “Kapan Nikah?” saat Lebaran

Sungkeman adalah sebuah prosesi adat yang dilakukan oleh seseorang yang biasanya lebih muda kepada orang yang lebih tua. Tujuan tradisi sungkeman yaitu sebagai bentuk penghormatan ataupun sebagai bentuk permintaan maaf.

Setelah satu bulan berpuasa di bulan Ramadhan, umat Islam merayakan Hari Raya Idul Fitri. Di momen perayaan tersebut sebagian besar masyarakat Indonesia melaksanakan tradisi sungkeman. Kira-kira apa makna dari tradisi sungkeman saat lebaran?

Sebelum mengenal lebih jauh tentang tradisi sungkeman, pertama kita perlu ketahui pengertian dari tradisi tersebut. Menurut istilah, sungkeman berasal dari bahasa Jawa artinya “wujud” atau “tanda bakti”.

Dengan tradisi serta budaya tersebut tidak dipungkiri jika masyarakat di Indonesia dikenal sangat menghormati orang yang lebih tua.

Awalnya ini merupakan suatu kebiasaan yang diperkenalkan sejak tahun 1930-an pada masa pemerintahan Mangkunegara di Surakarta. Bahkan sungkeman menjadi hal wajib ketika Hari Raya Idul Fitri tiba.

Tradisi sungkeman ini biasanya dilakukan hanya pada prosesi adat Jawa dalam konteks pernikahan. Namun, sungkeman pada lebaran ini diartikan sebagai wujud rasa permohonan maaf dan bakti kepada orang tua.

Prosesi sungkeman pada saat lebaran ini dilakukan setelah selesai kegiatan shalat Idul Fitri. Biasanya prosesi ini dilakukan dengan cara orang yang lebih muda berlutut di hadapan orang yang lebih tua dan mencium tangan sambil mengucapkan permohonan maaf.

Baca Juga: Mudik Bukan Ajang Adu Gengsi

Makna Tradisi Sungkeman

Sungkeman merupakan sebuah kebiasaan yang dilakukan ketika setelah shalat Idul Fitri. Dalam bahasa Jawa, permohonan maaf ini bernama “nyuwun ngapura”.

Tahukah kamu, istilah “ngapura” berasal dari bahasa Arab, yakni “ghafura” yang artinya tempat pengampunan. Tujuannya tidak lain sebagai permohonan maaf kepada orang yang lebih tua.

Sungkeman sendiri memiliki makna yang dalam. Makna dari tradisi ini sebagai bentuk rasa penyesalan dan permintaan maaf dari segala perbuatan buruk yang pernah dilakukan terhadap orang tua atau orang yang lebih tua. Oleh karena itu, keajaiban dari tradisi sungkeman saat lebaran ini biasanya bisa membantu memperbaiki hubungan antara orang tua atau orang yang lebih tua dengan anaknya atau orang yang lebih muda.

Itulah tradisi sungkeman dan maknanya saat momen lebaran, semoga kita semua mendapatkan ampunan atas segala dosa dan kembali ke yang fitri.***

Editor: Fajar Sidik Nur Cahyo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah