India Luncurkan Misi Pendaratan Bulan pada Tanggal 14 Juli

7 Juli 2023, 12:42 WIB
Teori konspirasi menyatakan bulan adalah megastruktur yang dibangun alien /David Kanigan/Pexels

KILAS KLATEN - India akan meluncurkan misi pendaratan bulan terbarunya, Chandrayaan 3, sebuah misi lanjutan setelah hampir empat tahun setelah jatuhnya misi sebelumnya pada tahun 2019, pada tanggal 14 Juli, demikian diumumkan oleh badan antariksa negara ini.

Organisasi Penelitian Antariksa India (ISRO) akan meluncurkan misi Chandrayaan (bahasa Sansekerta yang berarti "kendaraan bulan") berikutnya dengan menggunakan Kendaraan Peluncur Mark-III dari Pusat Antariksa Satish Dhawan di pulau Sriharikota, India Selatan pada pukul 2:35 siang waktu India Selatan (2:05 pagi PDT) pada tanggal 14 Juli, demikian ungkap badan antariksa ini dalam sebuah tweet yang diposting pada hari Kamis.

Baca Juga: NASA Gandeng 7 Perusahaan Luar Angkasa Untuk Menjadi Pasukan Orbital

Dengan nama sandi LVM3 M4, misi Chandrayaan 3 ini akan terdiri dari pendarat, modul pendorong, dan penjelajah, yang bertujuan untuk mendarat dengan aman dan lembut di permukaan bulan, menjelajah, dan melakukan eksperimen ilmiah di tempat.

Pendaratan Chandrayaan 3 akan dilakukan pada bulan Agustus. Jika berhasil, misi India ini akan menjadikannya sebagai negara keempat di dunia yang berhasil melakukan pendaratan lunak di bulan, mengikuti jejak bekas Uni Soviet, AS dan Cina.

Pertama kali diumumkan pada bulan Januari 2020, misi Chandrayaan 3 pada awalnya diperkirakan akan diluncurkan pada tahun 2022. Badan antariksa ini telah menggabungkan temuan-temuan dari misi pendaratan bulan sebelumnya senilai 140 juta dolar AS, yang gagal beberapa menit sebelum pendaratan yang direncanakan di permukaan bulan pada September 2019. Wahana ini diluncurkan pada bulan Juli tahun itu, kemudian melakukan perjalanan ke bulan selama bulan-bulan berikutnya.

Baca Juga: NASA Habiskan $45 Juta Untuk Ratusan Teknologi Luar Angkasa

Pendarat dalam misi ini akan mencakup teknologi seperti altimeter berbasis laser dan RF, velocimeter, mesin cairan yang dapat diatur kecepatannya, sistem deteksi dan penghindaran bahaya serta mekanisme kaki pendaratan, demikian ungkap badan antariksa ini dalam sebuah catatan rinci tentang misi tersebut.

ISRO juga akan menggunakan spektroskopi pengurai yang diinduksi laser dan spektrometer sinar-X partikel alfa pada kendaraan penjelajah ini untuk melakukan analisis elemen kualitatif dan kuantitatif, dan memeriksa komposisi elemen tanah dan batuan di sekitar lokasi pendaratan.

Selama beberapa tahun terakhir, India telah membuat langkah signifikan dalam memajukan upaya eksplorasi ruang angkasanya. Negara ini juga baru-baru ini mengesahkan kebijakan luar angkasanya untuk memudahkan kolaborasi antara badan-badan pemerintah, termasuk ISRO dan perusahaan-perusahaan rintisan teknologi luar angkasa.

Baca Juga: NASA Deteksi 5 Asteroid Mendekati Bumi pada Akhir Maret

Bersamaan dengan Chandrayaan, ISRO sedang mengerjakan misi penerbangan luar angkasa manusia yang sangat ditunggu-tunggu, Gaganyaan, yang bermaksud untuk membawa tiga orang ke orbit rendah Bumi sekitar 250 mil selama tiga hari. Proyek senilai 1,8 miliar dolar AS ini diharapkan akan selesai pada tahun 2024.

Bulan lalu, India juga menandatangani Perjanjian Artemis NASA untuk berkolaborasi dengan negara-negara yang berpartisipasi dalam program ini dalam eksplorasi ruang angkasa.***

 

Editor: Fajar Sidik Nur Cahyo

Sumber: Techcrunch

Tags

Terkini

Terpopuler