Suriah Kembali Bergabung dengan Liga Arab Usai Keangotaaannya Ditangguhkan Lebih dari 10 Tahun Lalu

- 9 Mei 2023, 14:00 WIB
Presiden Suriah Bashar al-Assad (kanan) menerima kunjungan Menteri Luar Negeri Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan di Damaskus, Suriah, dalam selebaran yang dirilis oleh SANA
Presiden Suriah Bashar al-Assad (kanan) menerima kunjungan Menteri Luar Negeri Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan di Damaskus, Suriah, dalam selebaran yang dirilis oleh SANA /ANTARA

KILAS KLATEN - Lebih dari 10 tahun lalu Suriah akhirnya dapat kembali bergabung ke Liga Arab setelah keanggotaannya ditangguhkan.

Pada Minggu, 6 Mei 2023 para menteri luar negeri Liga Arab memutuskan untuk memasukkan kembali Suriah setelah lebih dari satu dekade dicabut keanggotaannya, kata seorang juru bicara dari Liga Arab.

Presiden Suriah Bashar Al Assad menilai langkah tersebut sebagai bentuk konsolidasi dorongan regional untuk menormalisasikan hubungan dengan

Juru bicara untuk sekretaris jenderal Liga Arab, Gamal Roshdy, menyatakan bahwa keputusan itu diambil dalam pertemuan tertutup para menteri luar negeri negara-negara Arab di markas besar Liga Arab di Kairo.

Keanggotaan Suriah di Liga Arab ditangguhkan pada 2011 setelah penumpasan aksi unjuk rasa jalanan dengan sangat keras yang mengakibatkan perang saudara yang meluluhlantakkan negeri tersebut.

Pada saat itu, banyak negara Arab menarik duta besar mereka dari Damaskus.

Baru-baru ini, beberapa negara Arab termasuk Arab Saudi dan Mesir, telah berhubungan kembali dengan Suriah dalam kunjungan dan pertemuan tingkat tinggi.

Baca Juga: Seniman Jepang Tuntut Undang-undang Perlindungan untuk Cegah AI Curi Karya

Meski demikian, beberapa negara, termasuk Qatar, tetap menentang normalisasi penuh tanpa adanya solusi politik terhadap konflik Suriah.

Negara-negara Arab telah berupaya mencari kesepakatan apakah mereka akan mengundang Assad ke KTT Liga Arab pada 19 Mei di Riyadh untuk membahas normalisasi hubungan dan dengan syarat apa Suriah dapat diizinkan untuk bergabung kembali.

Sementara itu Bashar al-Assad dan Presiden Iran Ebrahim Raisi yang sedang berkunjung ke Damaskus menandatangani nota kesepahaman (memorandums of understanding/MOU) pada Rabu, 3 Mei 2023 untuk "kerja sama jangka panjang dan komprehensif" di berbagai bidang, demikian dilaporkan kantor berita negara Suriah, SANA.

MOU tersebut mencakup kerja sama di banyak bidang, di antaranya adalah perminyakan, komunikasi, penerbangan sipil, perkeretaapian, dan pertanian.

Menyusul penandatanganan MOU tersebut sebagaimana dikutip dari pernyataan Assad, pembicaraan dengan Raisi sebagian besar berpusat pada isu-isu ekonomi.

Assad mengatakan sejumlah proyek yang sedang dibahas akan memberi dorongan kuat bagi hubungan bilateral dengan menyiapkan mekanisme pertukaran perdagangan dan investasi guna mengurangi dampak dari sanksi Barat.

Menurut Assad, kedua negara akan "diuntungkan dengan perubahan peta ekonomi dunia dan pergeseran keseimbangan secara bertahap ke bagian Timur, yang akan membebaskan perekonomian internasional dari dominasi Barat dan, sebagai akibatnya, blokade (sanksi ekonomi negara-negara Barat) secara bertahap akan kehilangan pengaruhnya."

Baca Juga: Ann Lai Dipecat Bullpen Capital Setelah Membantu Menyalurkan Dana Sebesar $145 Juta

Sementara itu, Raisi mengatakan dirinya dan Assad membahas pengembangan hubungan bilateral di segala domain, seraya menekankan bahwa "kami bertekad untuk mengembangkan hubungan dengan semua negara kawasan."

Raisi, yang merupakan presiden Iran pertama yang mengunjungi Suriah sejak konflik Suriah pecah pada 2011, memuji kemenangan Suriah yang dapat bangkit dari konflik selama 12 tahun.***

Editor: Fajar Sidik Nur Cahyo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x