Satelit Starlink Menghindari Objek Di Orbit Ribuan Kali Setiap Bulan

- 11 Juli 2023, 19:06 WIB
Ilustrasi ucapan selamat Hari Satelit Palapa./ pexels/ SpaceX
Ilustrasi ucapan selamat Hari Satelit Palapa./ pexels/ SpaceX /

KILAS KLATEN – Satelit komunikasi orbital SpaceX melakukan manuver lebih dari 25.000 kali dalam periode enam bulan antara 1 Desember 2022 dan 21 Mei 2023, demikian ungkap perusahaan tersebut kepada Komisi Komunikasi Federal (FCC) dalam pengajuannya baru-baru ini.

Perusahaan menjelaskan bahwa mereka menggunakan ambang batas untuk bermanuver yang "urutan besarnya" lebih ketat daripada standar industri. Satelit SpaceX bergerak ketika probabilitas tabrakan lebih besar dari 1 banding 100.000, sementara NASA dan perusahaan industri lainnya menggunakan ambang batas 1 banding 10.000.

Baca Juga: NASA Prediksi Tahun 2025 Bakal Terjadi Kiamat Internet

Namun demikian, jumlah ini dua kali lipat lebih banyak daripada jumlah manuver penghindaran yang dilakukan satelit Starlink pada periode pelaporan sebelumnya. Jumlah manuver menghindari tabrakan terus meningkat seiring dengan pertumbuhan konstelasi Starlink: Untuk periode terbaru ini, SpaceX melaporkan penambahan 457 satelit ke orbit.

Dari 25.000 manuver tersebut, lebih dari 1.300 di antaranya dilakukan untuk menghindari puing-puing yang dihasilkan dari uji coba senjata anti-satelit Rusia pada November 2021. Meskipun hanya 9% puing-puing dari uji coba tersebut yang masih berada di orbit, uji coba tersebut menimbulkan risiko terbesar bagi satelit Starlink, demikian ungkap pengajuan tersebut.

Tentu saja, SpaceX bukanlah satu-satunya perusahaan yang berencana membangun megakonstelasi di orbit. Bahkan jika beberapa dari proyek ini gagal, kemungkinan masih akan ada puluhan ribu objek di luar angkasa pada akhir dekade ini.

Hanya beberapa hari setelah SpaceX menyampaikan laporannya, sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Astronomy & Astrophysics menemukan bahwa satelit Starlink memancarkan "radiasi elektromagnetik yang tidak diinginkan" yang dapat berdampak pada penelitian astronomi. Para penulis studi ini menggunakan teleskop Low Frequency Array yang sangat sensitif untuk mendeteksi radiasi dari 68 satelit Starlink.

Baca Juga: NASA Gandeng 7 Perusahaan Luar Angkasa Untuk Menjadi Pasukan Orbital

Ini berbeda dengan jenis sinyal yang selama ini dihadapi para astronom dari satelit komunikasi. Para penulis studi melakukan simulasi efek dari beberapa konstelasi satelit, yang menunjukkan adanya efek penggabungan dari radiasi tersebut.

Halaman:

Editor: Fajar Sidik Nur Cahyo

Sumber: Techcrunch


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x