Sering Merasa Bergidik saat Buang Air Kecil? Ternyata Ini Penyebabnya

- 29 Desember 2022, 21:19 WIB
Ilustrasi. Sering Merasa Bergidik Saat Buang Air Kecil, Ternyata Ini Penyebabnya
Ilustrasi. Sering Merasa Bergidik Saat Buang Air Kecil, Ternyata Ini Penyebabnya /Pixabay

KILAS KLATEN – Bagi laki-laki pasti pernah merasakan sensasi bergidik saat atau setelah pipis, dan hal tersebut pasti hampir dialami banyak laki-laki. Namun pasti hal tersebut membuat kita bertanya-tanya, mengapa setelah pipis terasa sensasi bergidik dan apakah fenomena dibalik hal tersebut ?

Hal ini menjadi perbincangan yang khususnya dialami laki-laki, para ilmuwan menjelaskan hal ini dengan dua ide utama yakni terjadi penurunan suhu dan sistem saraf. Sensai bergidik saat kencing atau pipis ini disebut Pee Shiver yang dinilai bisa terjadi karena diakibatkan adanya penurunan suhu ketika urine hangat keluar dari tubuh.

Hal tersebut dianggap masuk akal karena tubuh manusia biasanya menggigil akibat merasakan dingin yang mendadak. Saat buang air kecil, itu membuka bagian bawah tubuh untuk dapat mengeluarkan urine yang hangat dari tubuh, hal tersebut menciptakan ketidakseimbangan dari suhu internat tubuh yang memicu geli atau sensasi bergidik yang tidak terkendali.

Akan tetapi tidak semua ilmuwan setuju akan hal tersebut yang salah satunya yaitu Dr Simon Fulford seorang ahli urologi di Rumah Sakit James Cook University, Inggris. Dia malah setuju dengan alasan yang kedua yaitu berkaitan dengan sistem saraf, yaitu terjadi kebingungan antara sinyal da sistem saraf otonom atau ANS.

Baca Juga: Terlalu Banyak Minum Air Putih Ternyata Juga Punya Dampak Buruk bagi Kesehatan Tubuh

Dr Simon Fulford menjelaskan bahwa proses kencing diawasi oleh sistem saraf ANS yaitu pusat kendali otak yang mengatur fungsi tubuh otomatis, seperti suhu dan detak jantung. Namun buang air kecil sepenuhnya otomatis ini karena tubuh memiliki kendali sukarela saat pipis.

Sebelum kencing akan diatur oleh sistem saraf ANS, ia harus melewati sistem saraf parafsimpatik atau PNS dan sisntem saraf simpatetik atau SNS dan ketika kandung kemih sudah penuh, reseptor perengan kecil di dinding ototnya mendeteksi gerakan. Hal tersebut mengaktifkan satu set saraf di sumsum tulang belakang yang disebut saraf sakral.

Lalu sistem saraf PNS masuk untuk membuat otot kandung kemih berkontraksi dan mempersiapkannya mendorong urine keluar dari tubuh, proses otonom ini bekerja seperti sakelar yang menekan reflek saraf instruktif, ketika kandung kemih masih terisi. Hal aneh dari pengaturan ini yaitu, urine yang meninggalkan tubuh membuat tekanan darah menurun.

Penurunan dari tekanan darah memicu sistem saraf simpatetik memberi respons melawan atau lari dari tubuh, untuk diketahui sistem saraf SNS mengatur banyak faktor, termasuk tekanan darah sebagai bagian dari reaksi ini. Saat sistem saraf SNS mendeteksi tekanan darah rendah, ia akan melepaskan serangkaian neurotransmiter yang disebut dengan katekolamin.

Halaman:

Editor: Fajar Sidik Nur Cahyo

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x