Bukan Apokaliptik, Tapi Jainisme, Istilah yang dikaitkan dengan Penyebab kematian satu keluarga di Kalideres

18 November 2022, 14:45 WIB
Bukan Apokaliptik, Tapi Jainisme, Istilah yang dikaitkan dengan Penyebab kematian satu keluarga di Kalideres /pixabay /ValinPi14/

KILAS KLATEN - Seperti diketahui, satu keluarga ditemukan tewas dengan kondisi jasad di Kalideres, Jakarta Barat pada Kamis, 10 November 2022 lalu.

Adapun identitas empat mayat tersebut bernama Rudyanto Gunawan (71), Margaretha (68), Budianto Gunawan (68), dan Dian (42).

Dalam penyelidikan awal kasus kematian satu keluarga di Kalideres, Jakarta Barat, diduga penyebab kematian korban adalah kelaparan dan dehidrasi.

Polisi menduga berdasar hasil forensik dengan tidak ditemukannya sisa-sia makanan dan minuman dalam organ pencernaan korban.

Baca Juga: Bareskrim Polri Lakukan Pemeriksaan Sebanyak 41 Orang Pada Dua Korporasi Tersangka Ginjal Akut

Pihak penyidik heran, bagaimana bisa satu keluarga kelaparan, padahal keluarga tersebut tinggal di perumahan cukup mewah dan memiliki banyak aset berharga.

Setelah itu, munculah dugaan oleh beberapa ahli. Mereka mengatakan penyebab kasus kematian satu keluarga di Kalideres dengan sebuah kepercayaan ekstrim; apokaliptik.

Orang dengan kepercayaan apokaliptik meyakini, bahwa hari kiamat akan segera tiba sehingga mengajarkan pengikutnya untuk menjual semua harta benda dan bunuh diri massal.

Tidak sampai disitu saja.

Yang terbaru, muncul juga dugaan lain yang mengaitkan penyebab kasus kematian satu keluarga di Kalideres dengan kepercayaan Jainisme.

Baca Juga: Profil Kharisma Jati, Komikus yan Diduga Hina Ibu Negara Iriana Jokowi

Jainisme merupakan sebuah kepercayaan kuno dari India yang sudah ada sejak abad pertengahan sebelum masehi.

Dalam Jainisme diajarkan jalan menuju kebaikan dengan cara tanpa melalui kekerasan dan meminimalisir kerusakan lingkungan hidup, termasuk hewan dan tumbuhan.

Sama seperti ajaran Hindu dan Budha, Jainisme juga mempercayai teori siklus reinkarnasi, yang meyakini adanya kehidupan baru setelah kematian.

Seseorang yang belum paripurna, belum sempurna hidupnya, setelah mati, jiwanya akan kembali ke bentuk makhluk, dan menjalani siklus kehidupan di dunia.

Kehidupan baru itu diciptakan dengan tujuan, agar seseorang yang belum sempurna, di kehidupan sebelumnya, bisa melakukan perbaikan menuju pencerahan puncak.

Baca Juga: Pendataan Lapangan Telah Selesai, Kapan Pencairan Gaji Petugas Regsosek BPS 2022?

Shantara, salah satu praktik Jainisme yang tidak memasukkan makanan ke dalam perut.

Menurut keyakinan pengikut jainisme, Shantara adalah salah satu jalan jalan untuk menuju kesucian atau pencerahan seseorang.

Pada praktiknya, Shantara banyak dilakukan  orang tua yang sudah sakit-sakitan.

Menurut sejarah, pada tahun 2015 pengadilan tinggi Rajasthan, India menyatakan Shantara sebagai sebuah pelanggaran  dihukum KUHP.

Sampai sekarang, polisi masih melakukan penyelidikan lebih lanjut terkait kasus kematian satu keluarga di Kalideres.***

Editor: Masruro

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler