Akibat Tragedi Kanjuruhan, Bocah 11 Tahun Ini Jadi Yatim Piatu

- 3 Oktober 2022, 20:47 WIB
Akibat Tragedi Kanjuruhan, M. Alfiansyah Jadi Yatim Piatu
Akibat Tragedi Kanjuruhan, M. Alfiansyah Jadi Yatim Piatu /ANTARA/

KILAS KLATEN - Tragedi Kanjuruhan pada Sabtu malam, 1 Oktober 2022, menyisakan duka mendalam bagi banyak orang, salah satunya bocah 11 tahun yang seketika jadi yatim piatu.

Adalah M. Alfiansyah, bocah 11 tahun ini harus menjadi yatim piatu karena ayahnya M. Yulianto (40) dan ibunya Devi Ratna Sari (30) turut menjadi korban dalam tragedi Kanjuruhan yang terjadi di stadion kebanggaan Aremania di Kabupaten Malang, Jawa Timur.

Dilansir dari ANTARA, Yulianto dan Devi Ratna Sari adalah dua dari 125 orang yang meninggal dunia dalam tragedi Kanjuruan, tragedi paling buruk sepanjang sejarah sepak bola Indonesia.

Keduanya meninggal saat berdesak-desakan keluar Stadion Kanjuruhan selepas pertandingan Liga 1 antara tuan rumah Arema FC versus Persebaya Surabaya, yang dimenangi tim tamu dengan skor 2-3.

Baca Juga: Sebanyak 26 Orang Korban Tragedi Kanjuruhan Masih Dirawat di RSSA Malang

Alfiansyah saat itu sebenarnya digandeng orang tuanya untuk keluar dari stadion melalui Pintu 14.

Dia sempat terjatuh dan berhasil berdiri untuk kemudian keluar dari kerumunan. Akan tetapi, bocah kelas II SD Negeri Bareng 2 Kota Malang itu justru terpisah dari orang tuanya.

Belakangan baru diketahui jika kedua orang tua Alfiansyah terjebak dalam desak-desakan dengan suporter lainnya di pintu keluar dan meninggal dunia, diduga karena terinjak dan kehabisan oksigen.

Alfiansyah mungkin tidak menyangka jika kehadirannya bersama kedua orang tuanya ke Stadion Kanjuruhan untuk bersenang-senang menyaksikan big match Arema FC versus Persebaya pada malam itu berakhir memilukan.

Sebelumnya, diberitakan bahwa sebanyak 26 orang korban luka akibat tragedi Kanjuruhan hingga saat ini masih dirawat di RSSA atau Rumah Sakit Dr. Saiful Anwar Kota Malang, Jawa Timur.

Kabar adanya 26 orang korban luka akibat tragedi Kanjuruhan yang hingga kini masih dirawat di RSSA tersebut disampaikan oleh Kasubbag Hukum, Humas dan Pemasaran RSSA Malang Dony Iryan Vebry Prasetyo di Kota Malang, Senin, 3 Oktober 2022.

Dony mengatakan, dari 26 orang pasien korban luka akibat tragedi Kanjuruhan yang dirawat, enam orang di antaranya harus menjalani perawatan di ICU karena harus mendapat penanganan secara khusus.

Baca Juga: Kapolri Copot Kapolres Malang AKBP Ferli Hidayat, Terkait Tragedi Kanjuruhan

"Dari 26 pasien itu, enam di ICU, karena harus mendapat penanganan khusus. Sementara 20 orang menjalani perawatan di ruang perawatan biasa," ujar dia.

Dia mengatakan, kebanyakan pasien korban luka akibat tragedi Kanjuruhan yang ditangani RSSA Malang adalah pasien dengan keluhan sesak nafas.

Editor: Masruro

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah