Network
Ia menghimbau agar pengelola data PeduluLindungi segera dan wajib memberikan klarifikasinya terhadap hal tersebut.
Baca Juga: Hacker Bjorka Targetkan PeduliLindungi Setelah Sukses Bobol Data MyPertamina
"Pengelola data PeduliLindungi wajib klarifikasi 3x24 jam apa benar ada kebocoran data, " Ujarnya.
Ia memastikan ketika dicek apakah data ini valid menggunakan aplikasi pengecek nomor KTP, ternyata data tersebut benar valid dan terdata di data kependudukan. Dan jika diperiksa lebih lanjut pada sample datanya, ada banyak kordinat lokasi yang bertepatan dengan fitur Check-in PeduliLindungi di tempat-tempat publik, ujarnya menambahkan.
"Hal ini memang bukan barang baru, karena dalam kebocoran data ada 3 penyebab utama, yaitu peretasan, karena human eror atau tindakan orang dalam dan terakhir karena adanya kesalahan dalam sistem informasi tersebut," Ujarnya.
Baca Juga: Tak Terbukti Hacker Bjorka, Polisi Pulangkan Pemuda Asal Madiun
"sehingga setiap kebocoran data tidak selalu disebabkan oleh serangan siber oleh para peretas. Namun bila serangan oleh para peretas, itu pun tidak langsung bisa diidentifikasi para penyerangnya. Ini juga terkait sejauh mana kemampuan dari si peretas, Pungkasnya.
"Dan bila benar ini data PeduliLindungi, maka berlaku pada Pasal 46 UU PDP ayat 1 dan 2, yang isinya bahwa dalam hal terjadi kegagalan perlindungan data pribadi maka pengendali data pribadi wajib menyampaikan pemberitahuan secara tertulis, paling lambat 3 x 24 jam,"ujarnya menambahkan.
Pemberitahuan itu disampaikan kepada subyek data pribadi dan Lembaga Pelaksana Pelindungan Data Pribadi (LPPDP).
Baca Juga: Diduga Hecker Bjorka, Polisi Ciduk Pemuda Penjual Es di Madiun
