Sementara itu Direktur Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat dari Ditjen Kebudayaan Kemendikbudristek Sjamsul Hadi mengatakan bahwa kegiatan itu diselenggarakan sebagai ajang pengenalan filosofi budaya, norma dan kebiasaan masyarakat yang diwariskan dalam makanan, selain dari bahan-bahan utama dan cara memasaknya.
Bahkan disebutkan juga sebagai keragaman kuliner dapat berperan sebagai media paling cair untuk memperkenalkan aneka budaya, adat istiadat hingga nilai-nilai masyarakat agar mudah dicerna bangsa lain.
"Culinary Journey banyak mengandung arti kebudayaan dari kegiatan tersebut, salah satunya media komunikasi," pungkas Syamsul Hadi.***