KILAS KLATEN - Tindak lanjuti surat yang dikirm pada Presiden Joko Widodo (Jokowi), Presiden FIFA Giannu Infantino berkunjung ke Indonesia guna membahas transformasi sepak bola Indonesia pascatragedi Kanjuruhan.
Kedatangan Presiden FIFA Gianni Infantino tersebut disambut oleh Menpora Zainudin Amali dan Menteri BUMN Erick Thohir sebelum melakukan tatap muka dengan Jokowi di Istana Negara.
Pertemuan Presiden asosiasi sepakbola internasional tersebut dengan orang nomor satu di Indonesia tersebut menghasilkan lima poin penting yang berkaitan dengan transformasi sepak bola Indonesia.
Adapun poin tersebut yakni, Pertama Jokowi mengatakan Indonesia dan FIFA bersepakat melakukan transformasi sepak bola nasional secara menyeluruh.
Baca Juga: Hadap Jokowi Hari Ini, Mahfud MD Serahkan Hasil Investigasi TGIPF Tragedi Kanjuruhan
Untuk poin yang kedua, Pemerintah Indonesia memastikan semua instrumen pertandingan sepak bola sesuai standar keamanan yang telah ditetapkan oleh FIFA, baik dari segi penonton hingga keamanan serta keselamatan.
Ketiga, FIFA akan turut membantu mengkaji kembali kelayakan stadion dan akan menerapkan teknologi untuk memitigasi aneka potensi yang membahayakan penonton maupun pemain.
Lalu, untuk pin ke empat, Pemerintah Indonesia beserta FIFA telah memastikan Indonesia akan tetap menjadi tuan rumah Piala Dunia U20 pada 2023 mendatang. Mereka pun sepakat untuk menjamin kompetisi tersebut akan berjalan dengan baik sesuai standar yang telah ditentukan.
Sedangkan untuk poin yang kelima, bersama dengan Pemerintah Indonesia, FIFA akan mengkaji ulang para pemangku kepentingan yang berkecimpung secara langsung dengan persepak bolaan di Indonesia.
“Pemerintah bersama dengan FIFA ingin memastikan proses transformasi sepak bola Indonesia berjalan sesuai dengan standar yang ditetapkan,” kata Presiden, dikutip dari Kilas Klaten dari YouTube Sekretariat Presiden.
Baca Juga: Usut Tuntas, Polisi Jadwalkan Autopsi Dua Jenazah Tragedi Kanjuruhan Pekan Depan
Presiden Jokowi pun berharap, dalam pertemuan ini dapat menjadi momentum bagi Indonesia untuk memperbaiki pemasalahan persepakbolaan di Indonesia yang kini bisa dikatakan jauh dari sempurna.
Ia pun berharap di masa mendatang kejadian serupa (Tragedi Kanjuruhan) tidak akan terulang kembali.***